:
Oleh MC Kab Aceh Tengah, Rabu, 25 Agustus 2021 | 13:21 WIB - Redaktur: Kusnadi - 398
Takengon, InfoPublik - Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, namun sampai saat ini pendemi Covid belum bisa sepenuhnya bisa dikendalikan. Salah satun upaya untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid ini adalah melalui vaksinasi Covid.
Berbagai jenis vaksin telah diproduksi oleh sejumlah negara, dan di Indonesia sendiri, vaksin Covid-19 sebelumnya sudah banyak digunakan jenis Sinovac. Sebagai alternatif dan pembanding efektifitas vaksinasi ini, pemerintah kemudian memesan vaksin Moderna dari Amerika, vaksin ini diberikan sebagai booster untuk tenaga medis, meski sudah disuntik vaksin Sinovac sebanyak dua kali.
Penggunaan vaksin Moderna ini didasari fakta bahwa meski sudah disuntik vaksin Sinovac, kemungkinan terpapar Covid-19 jenis delta masih cukup tinggi, terlebih bagi tenaga kesehatan yang selama ini terus berjibaku dengan pasien-pasien yang terpapar Covid-19. Oleh karena itu, vaksin Moderna digunakan sebagai vaksin ketiga yang diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.
Meski tenaga kesehatan menjadi prioritas, warga juga tidak ditutup kemungkinan juga bisa disuntik vaksin Moderna ini. Begitu juga di Dataran Tinggi Gayo, khususnya Kabupaten Aceh Tengah.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh Tengah, dr. Yunasri, M.Kes, Rabu (25/8/2021) mengatakan, setelah semua tenaga kesehatan disuntik vaksin Moderna sebagai booster, maka selanjutnya akan diberlakukan untuk masyarakat umum.
“Jadi Dinas Kesehatan tidak lagi menyediakan vaksin Sinovac. Saat ini kita sedang menyelesaikan penyuntikan vaksin tahap kedua untuk masyarakat untuk jenis vaksin Sinovac. Masih ada sekitar 12 ribu orang lagi yang belum di vaksin tahap kedua, setelah dosisnya habis maka vaksin Moderna akan disiapkan,” kata Yunasri, Rabu (25/8/2021)
Kelebihan dan Efek Samping Moderna
Menurut Yunasri, dari informasi yang diterima pihaknya, vaksin Moderna diberi nama mRNA-1273 merupakan vaksin Covid-19 yang berasal dari Amerika.
Vaksin ini, kata dia, memiliki efikasi (tingkat kemanjuran) sampai 94,1 persen melawan Covid-19. “Dari data yang kita terima dan wajib diketahui masyarakat, vaksin mRNA-1273 ini, meski efikasi sebagai booster belum ada penelitiannya, namun untuk pemberian dua dosis reguler efikasinya melawan Covid-19 itu cukup tinggi, mencapai 94,1 persen, dan efikasi setelah 6 bulan mendapatkan full 2 dosis sebesar 93 persen,” terang Yunasri.
Sementara untuk Covid varian Delta, lanjut Yunasri lagi, mRNA-1273 sangat efektif dengan tingkat efikasi sebesar 72 persen mencegah Covid-19 yang bergejala dan 96 persen efektif mencegah perawatan di rumah sakit.
Walau terbukti memiliki efikasi yang tinggi mencegah Covid-19, Yunasri menambahkan, semua vaksinasi memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). “Yang namanya kita sudah disuntik vaksin ya jelas ada KIPI nya sebagai reaksi tubuh terhadap sesuatu yang dimasukkan,” katanya.
Untuk vaksin Moderna sendiri lanjutnya, akan memiliki beberapa gejala ikutan. KIPI ini bisa bertahan satu sampai tujuh hari. Namun kebanyakan, hanya bertahan satu sampai dua hari setelah di vaksin. “Dan itu hal yang normal, sebagai tanda tubuh kita tengah membentuk perlindungan,” katanya.
Ditanya apa saja efek samping dari mRNA-1273 ini, Yunasri menjawab dari informasi yang diberikan ada beberapa efek sampingnya. “Jadi, vaksin ini tetap disuntikkan di daerah lengan. Untuk daerah seputaran yang disuntik, akan muncul rasa nyeri, bercak merah dan bengkak,” jelasnya.
“Sementara efek yang dirasakan oleh tubuh yakni capek, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam, menggigil dan mual. Tapi semua efek ini, belum tentu dirasakan oleh masing-masing orang yang disuntik, tinggal bagaimana respon tubunya menerima vaksin,” tambah Yunasri.
Menurut Yunasri, fakta seputaran vaksin Moderna ini perlu disampaikan ke masyarakat luas, agar informasi yang diterima tidak simpang siur.
“Saya sendiri, sudah disuntik vaksin Moderna-1273 ini dan merasakan gejala demam serta capek, ini berlangsung dua hari, setelah itu normal kembali. Info ini penting untuk kita ketahui bersama,” tegasnya.
Walau memiliki kejadian ikutaan pasca disuntik vaksin Moderna, Yunasri juga memberikan tips untuk cara penanganannya. Jika terjadi nyeri diseputar lokasi penyuntikan, maka yang bisa dilakukan adalah dengan mengompres dengan air dan kain bersih. “Selain itu gunakan lengan untuk beraktivitas, jangan didiamkan,” jelasnya.
“Jika terjadi demam, sakit kepala, nyeri sendi dan menggigil, maka yang bisa kita lakukan adalah minum air minimal 2 liter perhari dan gunakan pakaian yang sejuk. Dan saat ini kita juga sudah diberitahu oleh Kemenkes untuk memberikan obat penurun panas kepada orang yang disuntik vaksin ini. Jika ada mual, maka hindari memakan makanan pedas, asam, kopi, merokok dan meminum minuman beralkohol,” tambahnya.
Disampaikan lagi, jika gejala ikutan tersebut terus berlangsung ia menyarankan agar segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.
“Seperti saya sampaikan tadi, gejala ini bisa muncul satu sampai dua hari dan hingga tujuh hari sesuai petunjuk yang kita terima. Jika melebihi batas itu, segera datangi fasilitas kesehatan. Begitu juga jika mengalami sesak, pembengkakan wajah dan tenggorokan, detak jantung cepat, ruam parah, pusing dan lemas, maka jangan tunggu lama segera bawa ke IGD, kejadian ini cukup kecil kemungkinannya, namun tetap ada,” terangnya.
Dikatakan, ada sejumlah warga yang sebaiknya tidak boleh divaksin jenis ini. Diantaranya, orang yang memiliki reaksi alergi berat (anafilaksis) atau reaksi alergi akut (cepat), reaksi alergi berat setelah vaksin yang sebelumnya mendapat terapi syok anafilaksis (setelah vaksin apapun), reaksi alergi akut setelah vaksin dalam kurun waktu 4 jam (bengkak hebat, sesak nafas, kemerahan seluruh tubuh).
“Jika ada reaksi seperti ini, maka disarankan tidak mendapat vaksin Moderna, tapi memungkinkan untuk disuntik vaksin lain setelah dilakukan konsultasi dengan dokter yang merawat,” terangnya.
Meski sudah divaksin, ia menyarankan agar semua warga tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. “Karena dengan menjalankan protkes dengan ketat, kita semua akan lebih waspada,” katanya.
Jangan Takut Divaksin
Yunasri mengimbau kepada seluruh masyarakat Aceh Tengah untuk tidak mudah termakan isu hoaks seputaran vaksin ini. Ia sadar, informasi-informasi hoaks terkait vaksin ini cukup cepat tersebar terlebih lewat media sosial.
“Banyak sekali informasi-informasi sesat yang diterima masyarakat kita tentang vaksin Covid-19 ini, padahal ini sudah dilakukan uji klinis oleh sejumlah pakar. Untuk itu lewat media ini saya mengimbau jangan mudah termakan isu yang tingkat kebenaranya belum pasti,” tegasnya.
Yunasri mengajak agar masyarakat tidak takut untuk disuntik vaksin Moderna. Hal itu kata dia, agar kekebalan kelompok (herd immunity) segera terbentuk dan kehidupan masyarakat bisa kembali normal.
Yunasri mengatakan, saat ini ada sekitar 37.411 warga di Aceh Tengah yang sudah disuntik vaksin, dan 12 ribu lebih lagi masih menunggu vaksin tahap kedua. Angka ini masih cukup kecil jika dilihat jumlah penduduk Aceh Tengah yang mencapai 200 ribu lebih jiwa.
“Kita menargetkan, vaksin Moderna akan bisa disuntik ke masyarakat pada Sepetember 2021 nanti, setelah pemberian vaksin Sinovac kepada 12 ribu masyarakat selesai dilakukan,” ujarnya.
“Sekali lagi kita berharap, jangan ada masyarakat yang takut untuk divaksin. Sebelum dilakukan vaksinas, kesehatan masyarakat juga akan di cek terlebih dahulu, jadi jangan takut,” pungkasnya. (Fathan Muhammad Taufiq/MC Aceh Tengah), Sumber : Lintas Gayo.