:
Oleh MC KAB BOVEN DIGOEL, Kamis, 24 Juni 2021 | 12:57 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 253
Boven Digoel Info Publik - Rencana pelaksanaan Festival Musik Rakyat untuk masyarakat lima suku besar di Boven Digoel yang akan dilaksanakan pada 26 hingga 30 Juni mendatang, mendapat beragam tanggapan positif dan dukungan dari berbagai pihak.
Salah satunya datang dari Penjabat Bupati Boven Digoel Yimin Weya, saat ditemui Kamis, (24/6/2021) di Lobi kantor Bupati.
Menurutnya pelaksanaan Festival Musik Rakyat terutama untuk mengangkat dan melestarikan nilai adat budaya masyarakat lima suku daerah ini patut didukung berbagai pihak terutama pemerintah daerah.
"Ini kegiatan positif dan kami dukung, kami upayakan agar festival musik rakyat ini harus menjadi event (acara-red) tahunan daerah ini," kata Penjabat Bupati.
Lanjut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Papua yang kini menjadi Penjabat Bupati Boven Digoel ini menyebut, untuk mengangkat kembali nilai seni budaya suatu daerah tidak bisa dilakukan setengah-setengah. Dalam artian tidak bisa hanya dilakukan satu kali kemudian hilang. Namun harus terus dilakukan dan menjadi iven tahunan.
Untuk daerah lain seperti Wamena, Asmat, Jayapura, ada festival budaya yang dilakukan setiap tahun. Sedangkan Boven Digoel yang merupakan tempat bersejarah ini belum ada kegiatan tahunan.
"Dinas teknis terkait perlu segera mengajukan, untuk dibuatkan regulasinya, agar festival yang baik ini bisa ditetapkan menjadi event tahunan daerah ini," kata Yimin Weya.
Sementara itu, hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boven Digoel Matias Kainon. Ia menyebut kegiatan festival ini menjadi program Dinas P dan K, sebagai upaya untuk mengangkat kembali nilai-nilai seni budaya masyarakat lima suku daerah ini yang kian tenggelam dalam pengaruh modernisasi.
"Kami harapkan melalui kegiatan festival ini menjadi pintu masuk untuk kami terus programkan setiap tahun, seperti daerah lainnya di Papua," kata Kainon.
Apalagi sebutnya, Festival Musik Rakyat yang akan digelar ini merupakan yang pertama di Papua, sehingga momen ini bisa menjadi satu dasar untuk ditetapkan sebagai event tahunan daerah. (MC.Boven Digoel/ ARFK)