:
Oleh MC KAB GARUT, Selasa, 23 Maret 2021 | 07:55 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 644
Tarogong Kidul, InfoPublik – Gabungan Anak Sunda (GAS) beserta sukarelawan lainnya mendirikan Sekolah Sungai Cimanuk di Jembatan Copong, Desa Haur Panggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Sekolah ini didirikan seiring sering terjadinya tumpukkan eceng gondok dan sampah yang terbawa dalam aliran Sungai Cimanuk, sehingga menambah kesan kumuh di bantaran sungai dan juga jembatan.
Pendirian Sekolah Sungai Cimanuk ini terinspirasi pada peringatan Hari Air Se-Dunia di Yogyakarta tahun lalu. Dengan sekolah ini diharapkan anak-anak sungai menjadi sehat dan tidak lagi menjadi tempat sampah bahkan banjir di musim penghujan.
Sekjen DPP Gabungan Anak Sunda (GAS), Mulyono Khadafi mengatakan semua kalangan diharapkan bisa berpartisipasi untuk peduli terhadap lingkungan agar bisa lebih waspada terhadap bencana.
“Semua kalangan bisa berpartisipasi, biar masyarakat turut peduli akan lingkungan kita. Tiada lain guna lebih fight terhadap ancaman bencana,” ujar Mulyono di sela-sela kegiatannya, Minggu (21/03/2021).
Ia menekankan, beberapa kegiatan sekolah sungai ini antara lain membersihkan sungai di sekitar wilayah itu terutama tumpukkan sampah, seperti plastik, batang kayu, dan lainnya. Sungai yang kotor, akibat membuang sampah, limbah, harus menjadi perhatian dan kesadaran masyarakat, terutama anak muda.
“Tugas kami bagaimana memahami tentang sungai, mencintai lingkungan, dan tentunya menanamkan semangat cinta lingkungan, demi kelangsungan wilayah yang sangat bertumpu kepada sungai ini,”imbuhnya.
Ia berharap dengan keberadaan sungai dan sekolah sungai ini dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup melalui perilaku hidup bersih.
Selain itu, Mulyono juga berharap pula pengelolaan sungai oleh masyarakat sebagai bentuk partisipasi, dan tidak lagi dibebankan pada pemerintah, sehingga kelestariannya tetap terjaga dan terawasi bersama.
Sekolah Sungai yang diinisiasinya, bertujuan untuk mengubah budaya agar masyarakat menghargai sungai, menghargai air dan kita hidup karena air. "Bagi anak-anak sekolah, media sekolah sungai ini bisa menjadi opsi dalam mengaplikasikan cinta lingkungan,” jelasnya. Atas prakarsa ini, kini Sekolah Sungai Cimanuk telah memanfatkan area ini ditanami buah-buahan, tanaman keras dan palawija.
Kiprah Sekolah Sungai Cimanuk di Jembatan Copong menjadi tonggak penting di Hari Air Sedunia atau World Water Day yang ditetapkan pada tanggal 22 Maret 1993 oleh Majelis Umum PBB, termasuk Indonesia di dalamnya mulai diperingati setiap tahun dengan berbagai tema tahunan.
Peringatan Hari Air Se-Dunia di Tahun 2021 mengambil tema “Valuing Water” yang mengandung makna Menghargai Air. Air mempunyai nilai serta pengaruh yang luar bisa dan kompleks bagi kehidupan manusia dari rumah tangga, makanan (pertanian, perikanan dan peternakan), kebudayaan, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan kesatuan lingkungan alam manusia.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut, Asep Oo Kosasih, mengatakan, Hari Air Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret setiap tahunnya, harus terus digaungkan kepada seluruh masyarakat di manapun berada.
"Apalagi dengan tema 'Valuing Water' pada Tahun 2021 ini, akan mengingatkan kita mengenai pentingnya kita sebagai makhluk hidup untuk menghargai air. Air sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan makhluk di dunia, baik secara kuantitas maupun kualitas,"imbuhnya.
Apalagi, imbuhnya, saat ini dengan bertambahnya penduduk akan berpengaruh terhadap keberadaan dan kebutuhan air bagi penduduk, ditambah lagi dengan adanya perubahan iklim mengakibatkan perubahan keberadaan air.
"Dengan demikian, kita harus selalu menghargai air kapanpun dan dimanapun, mulai dari sekarang dan mulai dari diri sendiri,"tambahnya, di Kantor Dinas PUPR, Jalan Raya Samarang, Senin (22/3/2021).(Eyv)