Dinkominfo Jatim Gelar Talk Show Kopilaborasi Lawan Radikalisme dan Terorisme

:


Oleh MC KAB BOJONEGORO, Selasa, 17 November 2020 | 20:14 WIB - Redaktur: Juli - 324


Bojonegoro, InfoPublik - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur menggelar talk show Kopilaborasi dalam meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat serta pegiat media sosial dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme. Acara diselenggarakan di Hotel Aston Jalan M.H. Thamrin Bojonegoro, Selasa (17/11/2020).

Dalam talkshow kopilaborasi tersebut hadir tiga narasumber yaitu, Kepala Bidang Media dan Humas Diskominfo Jawa Timur Yuris, Kepala Bagian Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bojonegoro Mahmudi, Pegiat media sosial dari Forum KIM (kelompok informasi masyarakat) Didik Jatmiko.

Menurut Kepala Bakesbangpol Bojonegoro Mahmudi, terkait pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme ini memang perlu adanya kolaborasi dan sinergitas diantara berbagai pihak. “Alhamdulillah, sampai saat ini khususnya di wilayah Bojonegoro aman dan kondusif, tentunya kondisi ini tercipta karena pemkab terus lakukan sinergitas kepada masyarakat, Polri, TNI, serta pegiat media sosial tentunya,” terang dia.

Paling penting, kata dia, bagaimana cara kita untuk meningkatkan rasa nasionalisme dengan tetap melestarikan dan mengembangkan budaya asli Indonesia.

Pegiat media sosial, Didik Jatmiko menuturkan, peran pegiat media sosial sangat penting dalam melawan isu ataupun informasi yang mengarah kepada radikalisme dan terorisme. Salah satunya cara melawanya adalah dengan mempublish informasi-informasi positif.

“Bisa terkait potensi desa yang dimiliki seperti wisata desanya, atau wisata kuliner khas asal tempat tinggalnya yang diunggah di website desanya masing-masing,” ucap anggota forum KIM Bojonegoro.

Sementara itu, Kepala Kepala Bidang Media dan Humas Diskominfo Jawa Timur Yuris menambahkan, pada dasarnya di Indonesia sendiri memiliki budaya yang santun dan sikap toleran yang tinggi. Namun dengan berkembangnya teknologi dan informasi tentunya ada perubahan salah satunya dalam penyampaian informasi yang sangat cepat kita terima.

“Inilah yang menjadi bomerang jika informasi tersebut tidak di kaji terlebih dahulu. Maka seperti halnya yang disampaikan mas didik, bahwa saring dulu sebelum sharing ke orang lain. Keterlibatan masyarakat dalam penangkalan radikalisme dan terorisme sangat perlu adanya,” terang dia.

Suatu radikalisme tidak akan muncul tanpa sebab, sehingga masyarakat harus cerdas dan santun agar tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang mengandung radikalisme dan terorisme. “Hendaknya kita tingkatkan rasa nasionalisme, toleran dan benar-benar mengamalkan isi Pancasila itu sendiri,” tutup dia. (MCB)