:
Oleh MC KAB BULUNGAN, Jumat, 17 Juli 2020 | 15:09 WIB - Redaktur: Juli - 562
Bulungan, InfoPublik - Banyaknya sampah plastik di Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara membuat seorang warga berinisiatif untuk mengurangi sampah-sampah tersebut dan mengubahnya menjadi hal yang berguna, sehingga terciptalah paving block berbahan plastik.
Adalah Suprapto warga Desa Bunyu Timur, yang melakukan hal tersebut. Dia merupakan inovator paving blok berbahan plastik yang mulai dikerjakan pada tahun 2019 lalu, dan kini terus dikembangkan bersama dengan Posyantek maupun BUMDes setempat.
“Awalnya dari keprihatinan terhadap banyaknya sampah plastik yang ada di Pulau Bunyu ini, sehingganya berbekal pengalaman yang ada dan banyak belajar di internet, saya membuat paving blok dari bahan plastik,” ungkap dia, Kamis (16/7/2020).
Meski banyak yang membuat hal yang serupa, ia mengutarakan bahwa inovasi yang ia buat tersebut tentunya berbeda, utamanya dalam hal pengolahan, baik itu dalam peralatan dan bahan-bahan yang digunakan.
“Saya lihat itu kadang ada yang hanya plastik saja, kemudian cara pembakarannya juga menimbulkan banyak asap atau polusi, di tempat kami itu pembedanya adalah di alat dan komposisi pembuatannya,” terang dia.
Mengenai alat yang digunakan, lanjut dia, ialah alat yang dibuat sendiri yang telah didesain sedemikian rupa untuk tidak menimbulkan polusi, sehingga asap yang dikeluarkan dari hasil pembakaran dapat diminimalkan dan aman bagi lingkungan.
“Kami kan niatnya mengurangi limbah, jadi jangan sampai dengan pembuatan paving blok dari plastik ini justru menciptakan limbah baru, yaitu polusi udara, sehingga kami membuat alat sendiri, mulai dari tempat pembakarannya hingga pengolahan asap pembakaran yang mencegah terjadinya pencemaran udara,” beber dia.
Sementara komposisinya, lanjut dia, paving blok dibuat dari bahan plastik ditambah dengan pasir, dengan perbandingan 1:3 yang artinya 1 kilogram plastik dan 3 kilogram pasir.
Saat ini lanjut Suprapto yang juga Ketua Posyantek Bunyu ini, pihaknya mampu mencetak 40 hingga 60 paving blok dalam sehari, namun kondisi tersebut bisa berubah, tergantung tenaga di lapangan. Sementara sampah plastik juga dikumpulkan di sekitaran Pulau Bunyu. “Hingga saat ini alat yang kami gunakan masih terus disempurnakan,” sebut dia.
Ia juga membeberkan bahwa inovasi tersebut juga telah banyak menoreh prestasi, seperti pada lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat provinsi, pihaknya meraih juara pertama, kemudian pada tingkat nasional yang digelar di Bengkulu juga meraih juara pertama hingga tingkat Asean, yang masuk pada enam besar.
“Kita tentu berharap inovasi ini ke depannya dapat terus berkembang, hingga pada tahap penjualan, juga diharapkan tidak hanya desa ini saja yang mengolah, sebab untuk di Bunyu sendiri itu sampah sangat banyak,” jelas dia.
Meski demikian bukan berarti pihaknya tak memiliki kendala, ia menuturkan bahwa tentu banyak kendala, seperti halnya ketika alat-alat perlu untuk ditingkatkan maka produksi akan terhenti.
“Selain jumlah tenaga, sebab tidak banyak yang mau untuk mengolah limbah plastik ini, sehingga kita juga keterbatasan tenaga,” ucap dia.
Untuk itu ia juga sangat berharap agar ada keterlibatan semua pihak, baik itu pemerintah, masyarakat hingga perusahaan. Sebab kata dia masalah sampah tersebut merupakan masalah bersama. “Masalah sampah adalah masalah kita bersama, untuk itu saya berharap semua bersinergi, ikut andil, sama-sama peduli, sama-sama mencari solusi, siapa berbuat apa,” tegas dia.
Pihaknya sangat berharap ada kontribusi semua pihak, dari pihak mana pun itu untuk bisa bersama-sama untuk bisa mengolah sampah yang ada, sebab kata dia memang saat ini alat yang ada tentunya masih jauh dari sempurna.
“Untuk itu kami juga tentunya butuh masukan maupun saran dari pihak lainnya, saling memberikan ide, ayo bersinergi. Saat ini saya telah berinovasi, namun kami juga memproduksi, alangkah baiknya juga ada yang memproduksi sendiri, sehingga sampah-sampah yang ada itu dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, dengan demikian kita telah berupaya mengurangi sampah yang dapat mencemari lingkungan,” tutup dia. (MC Bulungan/sny)