Dampak Corona 12 Mahasiswa STID Mhd  Natsir Asal Kota Subulussalam Bertahan di Bekasi  

:


Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Minggu, 17 Mei 2020 | 05:54 WIB - Redaktur: Tobari - 507


Subulussalam, InfoPublik - Dampak Corona telah menghantui semua sektor kehidupan di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Munculnya corona di Wuhan Cina pada awalnya tidak ada prediksi akan menyebar ke seluruh dunia.

Ternyata penyebarannya masuk ke Indonesia bahkan corona menjadi persoalan yang serius di setiap daerah di Indonesia.

Dampak itupun menimpa nasib 12 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mhd Natsir Bekasi asal Kota Subulussalam yang bertahan di rantau menempati rumah yang diberikan Muhsinin.

STID Mhd Natsir Bekasi adalah perguruan tinggi yang dikelola oleh Dewan Da’wah Isalamiyah Indonesia (DDII) pusat yang keseluruhan mahasiswanya dari berbagai daerah di Indonesia belajar berasrama tanpa dipungut biaya termasuk makan dan lainnya.

DKI Jakarta sebagai ibukota Negara merespon cepat dampak corona dan berlanjut keseluruh penjuru nusantara, dampak itupun mendera dunia pendidkan termasuk perguruan tinggi dlliburkan dan menggunakan perkuliahan melalui daring.

Ke-12 mahasiswa asal Kota Subulussalam melakukan musyawarah dan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk pengurus DDII Aceh dan DDII Kota Subulussalam berkaitan dengan persoalan corona.

Diputuskannyalah mereka tidak kembali ke Kota Subulussalam dengan pertimbangan mengurangi risiko penyebaran Covid-19 di Kota Subulussalam khususnya dan Aceh pada umumnya serta terutama berakibat pada keluarganya.

Dipahami bahwa penyebaran corona menjangkiti siapapun terutama orang yang berumur diatas 50 tahun dan yang telah ada penyakit kronis termasuk imunnya yang lemah.

Perjuangan mereka mendapat respon positif dari pengurus DDII Aceh dan DDII Kota Subulussalam dan Alhamdulillah mendapat dukungan muhsinin yang ada di daerah sekitarnya.

Setelah liburan kuliah para mahasiswa menempati rumah yang diberikan  Muhsinin digunakan dalam program karantina tahfidz quran.

Dalam rilisnya salah seorang mahasiswa Ranidin asal Jambi Baru Sultan Daulat yang diterima reporter, Sabtu (16/5/2020) dalam proposal program Karantina Tahfidzul Quran menceritakan yang biasanya mudik di Bulan Ramdhan akibat  Corona tidak mudik, katanya.

Ia dan kawan-kawannya tidak pulang ke Kota Subulussalam memilih karantina diri dengan membuat program tahfidzul quran agar lebih bermanfaat, sebutnya.

Perjuangan dirasa berat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari disamping ada kiriman dari keluarganya di kampong juga ada bantuan dari dermawan DDII Aceh dan muhsinin di daerahnya yang di tempatinya.

Melalui proposal ini tentu diharapakan ada uluran tangan bagi yang ada rezeki lebih sehingga bisa membantu dalam kehidupan mereka di rantau orang dengan kondisi daerah dalam status PSBB, ucapnya.

Alhamdulillah atas niatan dan usaha dari DDII Kota Subulussalam melalui ketuanya Zainal Abidin, SH atas usahanya mendapat bantuan dari para dermawan sebesar Rp2.150.000 tentu bisa membantu kehidupan di rantau, katanya.

Menurutnya para mahasiswa yang dirantau selain kami dipastikan membutuhkan biaya untuk kehidupan sehari-harinya, berharap Pemerintah Kota Subulussalam mengalokasikan dananya untuk membantu mahasiswa yang masih berada di luar Kota Subulussalam.

"Dan kami pun di Bekasi masih menerima uluran tangan dan bantuan dari para dermawan karena keadaan ini belum diketahui akhirnya," pinta Ranidin.

Konfirmasi dari Ketua DDII Kota Subulussalam Zainal Abidin, SH membenarkan penyampaian salah seorang mahasiswa yang bernama Ranidin, salah satu perwakilan mahasiswa yang terus melakukan kontak,  berkaitan dengan persoalannya di rantau, sebutnya.

Dikatakannya, dirinya bersama rekan-rekan pengurus DDII Kota Subulussalam  mencoba membantu dengan kemampuan dan kapasitasnya untuk meringakan beban 12 mahasiswa yang masih bertahan di Bekasi.

Ia pun berharap siapapun yang akan memberikan bantuan secara langsung ke rekeningnya an.Khahilin Solin Bank Muamalat 3480007664 atau kepada dirinya no kontak 081370280297 dan nantinya akan dikirim ke rekening tersebut.

Ke-12 mahasiswa dari Kecamatan Sultan Daulat adalah Ranidin Munte asal Jambi Baru, Iskandar, Mulyadi Cibro dan Januar Lembong ketiganya  asal Suka Maju  serta Ilham Manik asal Lae Langge .

Untuk Kecamatan Penanggalan adalah Kahilin Solin, Rahman Bancin, Hamzah, Edi Saprizal Solin keempatnya berasal dari Lae Bersih,  Ramadhan S Bancin, Abuzar Tarigan keduanya dari Kampong Baru serta Amir Hamzah dari Simpang Kiri. (MC Kota Subulussalam/toeb)