:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Jumat, 3 Januari 2020 | 15:10 WIB - Redaktur: Juli - 252
Lumajang, InfoPublik - Penguatan identitas keagamaan dan penguatan identitas kebangsaan tidak boleh dipisahkan, apalagi dipertentangkan, tetapi harus dalam “satu kotak” untuk melahirkan moderasi beragama dan bernegara.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq saat menjadi Inspektur Upacara pada Upacara Peringatan Hari Amal Bakti ke-74 yang diselenggarakan di Alun-alun Lumajang, Jawa Timur, Jumat (3/1/2020).
"Penguatan identitas keagamaan bila dipisahkan dari spirit bernegara dapat melahirkan radikalisme beragama. Sebaliknya penguatan identitas bernegara bila dipisahkan dari spirit beragama dapat memberi peluang berkembangnya sekularisme dan liberalisme," tutur dia.
Dalam sambutan Menteri Agama RI, Fachrul Razi yang dibacakan oleh Bupati Thoriqul Haq itu dijelaskan bahwa, Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 menegaskan negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing, dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Ketentuan tersebut mengandung pengertian dan makna bahwa dasar Ketuhanan Yang Maha Esa harus melandasi penyelenggaraan negara, pemerintahan dan pembangunan serta menyinari seluruh ruang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Negara juga secara aktif melindungi hak dan kewajiban beragama dalam masyarakat, serta kemerdekaan beribadah bagi setiap pemeluk agama.
"Dalam negara Pancasila, siapa pun dengan alasan apa pun tidak diperkenankan melakukan propaganda anti-agama, penistaan terhadap ajaran agama dan simbol-simbol keagamaan, menyiarkan agama dengan pemaksaan, ujaran kebencian dan kekerasan terhadap pemeluk agama yang berbeda. Demikian pula segala kebijakan pemerintah tidak boleh bertentangan dengan kaidah agama dan ideologi negara," katanya.
Sejalan dengan tema Hari Amal Bakti Kementerian Agama tahun 2020 yakni “Umat Rukun, Indonesia Maju”, bupati mengajak seluruh masyarakat agar menjadi agen perubahan dalam memperkuat kerukunan antar umat beragama di Tanah Air. Kerukunan antar umat beragama merupakan modal untuk membangun negara dan menjaga integrasi nasional.
Dalam kesempatan itu, bupati juga mengapresiasi keluarga besar Kementerian Agama yang menurut dia tidak sekadar mendidik tetapi menjadi contoh dan teladan yang baik bagi generasi bangsa.
"Guru madrasah menjadi insan penting dalam pembangunan Kabupaten Lumajang, terima kasih juga kepada penyuluh agama, sampaikan agama yang ada, yang dipeluk masing-masing adalah agama yang mengajarkan kedamaian, toleransi dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," ujarnya. (MC Kab. Lumajang/Yongky)