:
Oleh MC PROV BALI, Senin, 11 November 2019 | 12:10 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 2K
Bali, InfoPublik - Di Bali prosesi pernikahan merupakan sesuatu yang sangat sakral. Oleh sebabnya itu, sebagian besar masyarakat Bali merayakan pernikahan dengan prosesi upacara yang meriah. Tak jarang pakaian yang dikenakan pun tergolong mewah. Layaknya raja dan ratu Bali di zaman kerajaan dahulu. Hal itu menginspirasi para perajin aksesoris gelungan pengantin untuk selalu berkarya dan berinovasi. Salah satunya I Nyoman Narsa seorang perajin aksesoris gelungan berbahan kuningan asal Br. Pande Kelurahan Cempaga Bangli.
Pria yang lebih akrab disapa Pak Kolen ini mengungkapkan beberapa tahun terakhir ini pesanan aksesorisnya meningkat pesat karena masyarakat Bali saat ini sebagian besar menggunakan aksesoris seperti gelungan, bros, gelang dan lainnya saat melangsungkan upacara pernikahan.
“Pesanan saya mulai meningkat sejak tahun 2004. Itu karena hampir semua kalangan masyarakat Bali mulai menggunakan aksesoris gelungan saat menikah. Kalau dulu kan yang memakai aksesoris gelungan hanya dari keturunan kerajaan saja. Kalau sekarang sudah semua kalangan pakai, jadi pesanan juga alami peningkatan,” ujarnya.
Aksesoris yang diproduksi Pak Kolen beraneka ragam, diantaranya bros, subeng, gelungan, gelang dan masih banyak lagi jenisnya. Ia juga mengerjakan desain sesuai pesanan pelanggan. Bahan baku utama dari kerajinan aksesorisnya adalah kuningan, tembaga, perak dan emas. Dalam mengerjakan kerajinannya ia dibantu beberapa karyawan. Delapan orang karyawan bekerja bersamanya di tempat usahanya yang dinamakan Tunas Mekar dan lima orang lainnya mengerjakan di rumah mereka masing-masing.
Suami dari Nengah Sri Armini ini mematok harga kerajinannya mulai dari 2,5 juta untuk satu set aksesoris pengantin. Harga bisa meningkat tergantung permata yang dipakai pada brosnya. Ia memasarkan kerajinannya ke salon-salon yang memang menyediakan jasa rias penggantin. Selain itu ada juga yang dijualnya di beberapa toko di Pasar Badung.
Setiap usaha pasti ada suka dukanya, tak terkecuali usaha yang dijalankan Pak Kolen. Berbagai pengalaman pernah dialaminya mulai dari naiknya harga bahan baku hingga menghadapi pembeli yang nakal. “Saya pernah beberapa kali dapat pembeli yang nakal, dia ambil barang tapi gak bayar-bayar. Saya jadikan pelajaran saja kedepannya,”tuturnya.
Dalam mengembangkan usahanya hingga kini Pak Kolen pernah beberapa kali mendapat bantuan dari pemerintah. Ada yang berupa peralatan, ada juga berupa bantuan promosi seperti mengikut sertakannya pada PKB (Pesta Kesenian Bali) dan Pameran Inacraft.