:
Oleh PROV MALUKU, Rabu, 30 Oktober 2019 | 08:36 WIB - Redaktur: Baheramsyah - 549
Ambon - Info publik, Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana meninjau langsung posko pengungsi pascagempa di Kampus Universitas Darussalam, Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (29/10). Mereka yang mengungsi merupakan penyintas gempa Magnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah Maluku pada 26 September 2019 lalu.
Presiden Jokowi dalam sambutannya mengingatkan, bahwa Indonesia berada di kawasan cincin api sehingga potensi gempa dan tsunami selalu ada di Indonesia. Sejarah mencatat gempa dan tsunami pernah terjadi di beberapa wilayah Indonesia seperti Aceh, Padang, Bengkulu, Lampung, Banten, Yogyakarta, hingga beberapa tahun terakhir di Nusa Tenggara Barat, Palu dan Donggala, termasuk pula di Maluku.
"Kita tidak ingin (bencana, red), dan selalu memohon kepada Allah SWT agar kita selalu dihindarkan dari yang namanya gempa dan tsunami. Tetapi kalau memang Allah sudah berkehendak, ya kita harus menerima dan siap," kata Presiden.
Menurut laporan yang diterima Presiden dari Gubernur Maluku Murad Ismail dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, ada sekitar 12.137 unit rumah yang rusak akibat gempa Maluku. Rinciannya, 2.712 unit rumah rusak berat, 3.317 unit rumah rusak sedang, dan 6.108 unit rumah rusak ringan.
"Laporan tadi malam yang saya terima dari Pak Gubernur dan dari Pak Kepala BNPB ada kurang lebih 12 ribu lebih rumah yang rusak berat rumah, rusak ringan, rumah yang rusaknya sedang," imbuhnya.
Sementara data korban, meninggal dunia sebanyak 41 orang, luka ringan 226 orang, luka berat 2 orang, dan yang mengungsi sebanyak 103.301 jiwa.
Presiden menjelaskan, anggaran di Kementerian PUPR dan BNPB telah dialokasikan untuk perbaikan rumah-rumah yang rusak akibat terdampak gempa. Bantuan untuk perbaikan rumah akan disalurkan setelah menjalani sejumlah prosedur.
"Kita juga menunggu agar gempanya itu sedikit reda. Ini kalau malam saya dengar masih ada gempa kecil-kecil, begitu ya? Semoga itu cepat hilang sehingga pembangunan rumah bisa dikerjakan oleh masyarakat yang nanti dikoordinasi oleh pemerintah daerah, dengan anggarannya dari pusat," ujarnya.
Besaran bantuan untuk perbaikan rumah warga yakni Rp50 juta untuk rumah rusak berat, Rp25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rumah rusak ringan. Presiden mengatakan jumlah tersebut sama seperti yang diberikan di daerah terdampak gempa lainnya.
"Kalau ditanya cukup atau tidak cukup, terserah bapak ibu semuanya. Yang penting, yang kita lihat seperti di NTB, di Palu, dengan anggaran yang ada, ini rumah saya lihat di NTB sudah hampir selesai dan juga bisa diselesaikan," katanya.
Pada kesempatan itu, Pesiden juga meminta jajaran pemerintahan di daerah seperti camat dan lurah untuk turut memantau dan mengawasi anggaran tersebut. Mengingat anggaran tersebut akan langsung diberikan kepada masyarakat terdampak gempa.
Terkait pembangunan rumah warga yang rusak, Presiden berharap agar masyarakat membangun rumah dengan konsep rumah tahan gempa seperti halnya di NTB. Pembangunan konstruksi rumah warga akan diarahkan langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Ada macam-macam, ada yang pakai beton, ada yang sistem RISHA, jadi kalau ada gempa itu yang goyang hanya konstruksinya tetapi dinding dan lainnya tetap. Saya kira kita harus mengikuti itu," tandasnya.
Dalam kunjungan itu, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana turut didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala BNPB Doni Monardo, Gubernur Maluku Murad Ismail, dan Bupati Maluku Tengah.
Sementara itu, Gubernur Maluku mengapresiasi kehadiran Presiden sebagai kepala negara di tengah-tengah masyarakat penyintas gempa. Gubernur mengatakan, Presiden telah menghubunginya pada minggu lalu melalui saluran telepon, dan mengatakan akan datang ke Ambon seusai pelantikan Presiden.
"Saat ini, beliau betul-betul tepati janji. Saya minta agar kita semua percaya bahwa pemerintah pusat melalui Bapak Presiden dan seluruh menterinya tidak tinggal diam melihat situasi yang ada di Maluku.
"Beliau mengatakan kepada kami, Gubernur jangan merasa sendiri. Menteri PUPR pun demikian, Bapak Menteri Perhubungan juga demikian, bahwa Bapak Gubernur dan masyarakat Maluku jangan merasa sendiri, kami siap untuk membantu Maluku," ungkapnya.
Selain berdialog dengan masyarakat, Presiden juga mengunjungi para pasien di rumah sakit darurat RUSD dr. Ishak Umarella Tulehu dan pusat pelayanan dukungan psikososial dan trauma healing di posko darurat penanggulangan bencana. (vpa/mcmaluku)