:
Oleh MC KAB GARUT, Kamis, 12 September 2019 | 10:14 WIB - Redaktur: Juli - 255
Garut, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat telah menemukan beberapa sumber air baru yang akan dibangun dan diolah untuk memenuhi kebutuhan air saat terjadi kekeringan.
”Insyaallah tahun depan kita bisa menggunakan 20 sumber air baru, tetapi untuk mengoptimalkan sumber air itu tentunya membutuhkan investasi yang sangat besar," kata Bupati Garut Rudy Gunawan, saat memimpin Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Strategi Penanganan dampak kekeringan dalam meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), di Gedung Pameungkang Pendopo Garut, Rabu (11/9/2019).
Menurut dia, untuk membangun sumber air baru itu, Pemkab Garut akan menyediakan anggaran RP10 miliar. Saat ini, ada beberapa sumber air baru yang dapat digunakan di beberapa kecamatan di antaranya di Malangbong, Pakenjeng, Banjarwangi, Singajaya dan Cisompet.
”Ada 10 sampai 20 titik air, tapi yang besarnya ada sekitar 5 titik. Apabila optimal kita bangun, tahun depan kita bisa menyelamatkan petani hampir 700 hektare apabila musim kemarau kembali melanda Kabupaten Garut,” tutur Rudy Gunawan.
Bupati Rudy juga mengatakan, penanganan kekeringan saat ini diutamakan di daerah area produksi, terutama kebun dan sawah yang saat ini sudah sekitar 1.000 – 2.000 hektare. ”Untuk itu kita akan membahas dalam FGD ini bagaimana jalan keluar untuk mengatasi kekeringan saat ini dan ke depannya,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Beni Yoga mengatakan, apabila optimalisasi sumber air baru bisa dibangun, akan memberikan dampak positif bagi hasil panen petani.
”Dengan asumsi penyelamatan lahan 700 H, akan ada penambahan produksi hampir 5.000 ton, perencanaan pembangunan optimalisasi sumber air itu sudah masuk, tinggal menunggu hasil pembahasan anggaran," ucap Beni.
Saat ini sambung Beni, ada 1.200 hektare lahan yang mengalami Fuso dengan kondisi mutlak kekeringan karena tidak ada air. ”Nah sebetulnya, sebelum masa tanah petani sudah diingatkan bahwa dari data BMKG jangan menanam padi, dan beralih ke Palawija, sehingga gagal panennya kecil," pungkas dia.
FGD ini dihadiri pula oleh Sekda Garut Deni Suherlan, Kepala Dinas Pertanian Beni Yoga, Plt. Kadisdkominfo Diar Cahdiar, Kadis PUPR, para camat, dan para Kepala UPT Pertanian serta stakeholder pertanian.(Humas Dikominfo Garut)