:
Oleh MC KAB GARUT, Senin, 26 Agustus 2019 | 09:57 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 2K
Garut, InfoPublik - Sekilas mungkin kita tidak percaya, saat berkunjung ke sebuah kantor ini. Saat menapakkan kaki di depan halaman kantornya, Anda akan melihat gedung megah dengan halaman asri melengkapi kemegahan kantor untuk setingkat pemerintahan desa. Tidak cukup itu, saat memasuki kantor, pintu otomatis terbuka bagai kita masuk sebuah pelayanan swasta modern.
“Wilujeng siang Bapa – Ibu,” seorang ibu muda berkacamata minus menyapa ramah kepada kami. Dia adalah petugas front office Pemerintah Desa Wanakerta, kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Kami pun dipersilakan masuk ruangan, yang ternyata sudah disambut seorang kepala desa dengan seragam rapi lengkap dengan atributnya, dan dua orang tamu. Dia adalah Sunarkawan (55), Kepala Desa Wanakerta. Sunarkawan, telah mengabdikan dirinya dari akhir tahun 2015, dipercaya sebagai Kepala Desa hanya untuk melayani 8.339 jiwa atau 2.359 KK, tersebar di 3 dusun, 16 RW dan 45 RT.
“Desa Wanakerta saat ini, terus melakukan perbaikan dan pembenahan. Baik itu gedung kantor desa, jalan desa, fasilitas umum serta sarana. Semua ini semata-mata untuk meningkatkan pelayanan publik yang efektif dan efisien serta memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat desa wanakerta,” ujar Sunarkawan.
Selama kurun waktu itulah, ia telah berhasil membuka jalan tidak kurang dari 8 km, sedangkan gedung megah yang dibangunnya kini telah berdiri kokoh, dengan mengandalkan bantuan luar hampir menghabiskan anggaran hampir satu milyar.
“Sengaja kami bangun serepesentatif mungkin, agar gairah dan semangat kerja kami meningkat,” ujar pria berkumis ini saat ditemui di kantornya, Sabtu (24/8/2019).
Model gedung ini, diakui Sunarkawan, terinspirasi oleh bangunan Yunani kuno, yang mengutamakan kontruksi pilar dengan ornamen belahan buah belimbing dengan warna dasar khas putih. Kemegahan gedung ini akan lebih kentara bila dipandang pada malam hari, cahaya lampu menghiasi sudut-sudut artistik gedung semi kuno.
Sunarkawan menuturkan, Gedung megah berlantai dua ini dibangun melalui melalui tiga tahap, untuk bangunan gedung kantor desa, lantai 1 menggunakan dana dari Banprov dalam kurun waktu 3 tahun, sedangkan lantai 2, berupa Gedung PKBM (Pusat Kegiatan Masyarakat) menggunakan ADD (Anggaran Dana Desa).
Gedung ini selain dilengkapi perangkat komputer dan laptop, juga dilengkapi infrastruktur jaringan untuk pelayanan dan wifi gratis untuk masyarakat di sekiltar halaman kantor. “Bulan depan (September) halaman kantor akan kami lengkapi taman publik, agar masyarakat betah dan bisa memanfaatkan sarana kami dengan positif,“ terangnya.
Keadaan ekonomi masyarakat Desa Wanakerta, menurutnya, masih berada dibawah standar rata-rata kabupaten. Hal ini terbukti dengan masih tingginya Jumlah Kepala Keluarga Miskin di Desa Wanakerta yang berjumlah 1.376 KK dari 2.359 KK atau sekitar 58,32 %. Dengan demikian tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat Desa Wanakerta dapat diukur dari jumlah penduduk miskin. Selain itu, masyarakat Desa Wanakerta pada umumnya masih bersifat konsumtif bukan produktif, hal ini mengakibatkan daya beli masyarakat sangat rendah.
Untuk itu Sunarkawan dibantu 11 orang stafnya dan didukung masyarakatnya, dengan potensi yang ada, kini sedang merancang sebuah kawasan wisata agro dengan memanfaatkan lahan yang ada, baik lahan masyarakat maupun lahan carik yang dimiliki. Tidak tanggung-tanggung lahan yang disiapkan tidak kurang dari 15 hektar, yang keuntungannya sistem bagi hasil.
Melalui strategi “Open Management” dalam rangka terciptanya “Clean and Good Government”, serta mengembalikan fungsi secara profesional peran Kepala Desa dan peran rakyatnya dalam mewujudkan kualitas hidup masyarakat desa wanakerta, Sunarkawan terus bekerja keras mengemban kepercayaan masyarakatnya. “Gedung ini memang salah satu bentuk komitmen dan kerja keras kami, hasilnya untuk siapa lagi kalau untuk masyarakat”, ujarnya bangga.
Melalu strategi menghidupkan kembali budaya “Gotong Royong”, Sunarkawan tidak berhenti berinovasi, bersama10 kepala desa lainnya di wilayah Kecamatan Cibatu, akan membangun kawasan wisata terpadu, mulai dari wisata arung jeram, paralayang, dan wisata budaya,
Wisata alam arung jeram, sebut Sunarkawan, melibatkan 6 desa, sedangkan untuk wisata paralayang melibatkan empat desa. "Kami juga akan mengembangkan Wisata Curug Kancil, serta pengembangan kesenian buhun, yaitu Seni Karinding," ujarnya.
Ia berharap dengan program ini setidaknya dapat mendukung reaktivasi transportasi kereta api Cibatu - Garut - Cikajang yang dampaknya diyakini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Kawasan wisata terpadu ini sebagai bentuk komitmen kami para kepala desa, agar para wisatawan dapat betah tinggal di wilayah kami Cibatu khususnya,“ kata Sunarkawan.
Untuk mendukung kesiapannya, rencananya akan diselenggarakan pelatihan arung jeram melibatkan masyarakat di tiga desa (Wanakerta, Kertajaya, Sukalilah) dengan instruktur langsung dari kesatuan Paskhas TNI Angkatan Udara. Sedangkan untuk paralayang, akan dilatih oleh Kesatuan Brimob.
“Mohon do’a restu agar Kawasan Wisata Terpadukami cepat terealisasi,”tuturnya.
Desa Wanakerta berada di pusat pemerintahan Kecamatan Cibatu, berjarak sekira 21 Km dari ibu kota Kabupaten Garut. Sebagian besar penduduk Desa Wanakerta bermata pencaharian sebagai buruh tani. Potensi unggulan desa ini, diantaranya, produk tas, mebeuler, aneka anyaman, dan panday besi.
Desa ini juga memiliki potensi diantaranya, hasil pertanian berupa padi, jagung, cabe, tomat, sayuran, dan umbi-umbian. Sedangkan di sektor peternakan, desa ini mengembangkan ternak domba, sapi, ayam, itik, dan lain-lain.(Sumber: Humas Diskominfo Garut/Eyv)