:
Oleh MC KAB KUBU RAYA, Senin, 29 Juli 2019 | 06:22 WIB - Redaktur: Tobari - 324
Kubu Raya, InfoPublik - Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, kegiatan yang dilakukan UGM Yogyakarta bekerja sama dengan Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi, merupakan bentuk pengabdian dan pemersatu karena menebar ilmu di berbagai wilayah di Indonesia.
Dirinya mengaku bahagia dan bangga karena mendapat energi dari sumber daya manusia, melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (KKN-UGM) di Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.
“Mudah-mudahan nanti mendapatkan inspirasi, sehingga nantinya dapat diteliti, dicari model, kemudian diterapkan lagi,” kata Muda, Sabtu (27/7).
Kabupaten Kubu Raya merupakan kawasan transmigrasi terbesar di Kalimantan Barat dengan 31 desa transmigrasi di Kubu Raya. “Wilayah transmigrasi ini sebagai aset untuk memperkuat sektor pangan, ini sudah terbukti,” kata Bupati.
Menurutnya, program revitalisasi kawasan transmigrasi menjadi peluang untuk pengembangan kawasan bersangkutan dengan langkah yang disinergikan dengan program Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.
“Nantinya paling tidak menjadi masukan bagi UGM. Dan ke depannya semakin banyak penelitian yang dilakukan di sini sehingga memberikan yang terbaik untuk pengembangan daerah Kalbar khususnya Kubu Raya,” harapnya.
Sementara itu Tim KKN-UGM yang beranggotakan 27 orang mahasiswa dari berbagai fakultas komit pada empat fokus utama, yakni pembangunan berkelanjutan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, agroindustri 4.0, dan revitalisasi kesehatan.
Dosen Pembimbing Lapangan KKN-PPM UGM, Ahmad Agus Setiawan, menerangkan program unggulan dengan fokus pertama pembangunan berkelanjutan meliputi pemurnian air, pariwisata, pemetaan desa, pembangunan basis data wilayah, dan analisis wilayah.
Ia menyebut air menjadi masalah utama karena hingga kini, setiap musim kemarau, masyarakat masih memanfaatkan air sungai secara langsung meski berwarna merah kecokelatan dengan kadar TSS (total suspended solid) 232 mg/l dan pH yang mencapai angka 3-4.
Tim KKN UGM berupaya memberikan solusi dengan membuat penjernih air sungai yang dapat menurunkan kadar TSS menjadi 68 mg/l dengan pH 6-6,5. Sehingga lebih layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mandi, cuci, dan kakus.
"Alat penjernih air ini dibuat secara sederhana sehingga nantinya dapat direplikasi oleh masyarakat. Pembuatan alat ini dananya cukup ekonomis,” jelasnya.
Selain itu, Ahmad meneruskan, pemetaan desa yang dilakukan oleh tim meliputi batas administrasi kecamatan dan desa, sarana prasarana, rekomendasi arahan penggunaan lahan, dan Indeks Desa Membangun (IDM).
“Pemetaan desa ini akan mempermudah masyarakat luas mengenal Rasau Jaya sekaligus dapat menyajikan informasi untuk membantu pengambilan kebijakan desa maupun kecamatan,” ujarnya.
Ahmad mengatakan tim KKN UGM juga berusaha memugar objek pariwisata berupa taman bunga di Rasau Jaya Tiga yang dikenal dengan “Rajati Flower Garden”.
Menurutnya, objek yang dibuka pada 2018 lalu ini berpotensi menjadi destinasi pariwisata Pontianak dengan disempurnakannya syarat pariwisata yang meliputi akses, amenitasi, dan atraksi.
“Dalam perencanaan masterplan tim KKN UGM, Rajati Flower Garden akan dikembangkan dari segi atraksi dengan menambahkan jenis bunga baru dan beberapa spot foto sebagai ‘point of interest’ serta menginisiasi cenderamata khas Rasau Jaya Tiga sebagai produk unggulan masyarakat setempat guna peningkatan pendapatan,” paparnya.
Adapun program peningkatan sumber daya manusia, lanjut Ahmad, meliputi program antinarkoba dan konseling sebaya serta pelatihan batik tulis. Selain itu, program agroindustri 4.0 meliputi pelatihan e-commerce dan pembuatan produk turunan jagung dan nanas.
Program ini, ujar dia, sangat menarik karena dapat memaksimalkan potensi pangan lokal daerah, diversifikasi produk hasil olahan jagung dan nanas, dan dapat meningkatan mutu dan kualitas pemasaran.
“Sehingga produk hasil olahan dari UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas bahkan pasar modern,” katanya.
Terkait revitalisasi kesehatan yang meliputi sosialisasi stunting dan minggu sehat, Ahmad menyebut program yang telah dilaksanakan di antaranya kids farm, sosialisasi beternak ayam kampung sebagai komoditas petelur, pelatihan cuci tangan dan sikat gigi, penyuluhan kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual, dan sosialisasi antinarkoba.
“Adapun program-program selain yang telah disebutkan sebelumnya masih dalam tahap pengerjaan,” ucapnya.
Ahmad mengungkapkan kendala umum yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan KKN-PPM UGM di Rasau Jaya cukup beragam.
Mulai dari permasalahan cuaca, minimnya ketersediaan air jernih, penentuan komposisi antarvariable yang tepat dalam penjernihan air.
Kurang memadainya sarana prasarana yang tersedia dalam menentukan komposisi air hingga menjadi air minum, infrastruktur sejumlah jalan yang masih rusak, dan minimnya penggunaan teknologi dalam kegiatan sehari-hari.
Ke depannya akan segera dilakukan penyelesaian beberapa program baik program unggulan maupun program penunjang.
Terkait dengan kendala yang terjadi, tim KKN-PPM tetap optimistis dan semangat mampu menuntaskan dan melaksanakan semua program pengabdian dengan optimal.
"Mohon bantuan semua pihak untuk menyukseskan program KKN-PPM UGM di Rasau Jaya,” harapnya. (MC KubuRaya/ird/toeb)