RSD di Bulungan Luncurkan Aplikasi SiJeruk Madu

:


Oleh MC KAB BULUNGAN, Jumat, 5 Juli 2019 | 11:02 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 532


Bulungan, InfoPublik – Untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak dalam proses persalinan, Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Seomarno Sostroatmodjo Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan meluncurkan aplikasi yang terkoneksi dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama.

Aplikasi dan sistem jejaring rujukan komprehensif dan manajemen persalinan atau Sijeruk Madu tersebut langsung dilaunching oleh Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Bulungan Syafril di Ruang Serbaguna Lantai I Kantor Bupati Bulungan, Jumat (5/7/2019).

Direktur RSD dr. Soemarno Sostroatmodjo, Suryatan menjelaskan, jika melihat angka yang ada untuk angka kematian ibu di Bulungan sepanjang tahun 2017 lalu ada sebanyak 304 per 100 ribu kelahiran hidup sementara pada tahu 2018 176 per 100 ribu kelahiran hidup. Tahun 2019 ini masih berjalan.

“Angka-angka yang ada tersebut menunjukkan bahwa masih tingginya angka kematian ibu di Bulungan, target nasional itu yaitu 102 per 100 ribu kelahiran hidup,” ungkapnya sembari mengatakan untuk angka kematian bayi juga angkanya masih tinggi yaitu 25, diatas angka nasional yaitu 23 per seribu kelahiran hidup.

Berdasarkan data-data tersebut kata dia, dibuatlah aplikasi sistem jejaring, dengan memadukan pelayanan yang ada di RSD dan pelayanan yang ada di Puskesmas. Yaitu Sijeruk Manis.

“Aplikasi ini bertujuan mempercepat pelayanan, selama ini untuk manual kita sering terhambat apabila ada kasus-kasus mengingat kondisi wilayah di Bulungan,” terangnya.

Dengan aplikasi yang merupakan proyek perubahan pada bidang Pelayanan Medik RSD dr.Soemarno Sostroatmodjo tersebut, dikatakan pria yang akrab disapa Surya ini akan lebih mempercepat pelayanan ketika terjadi kasus-kasus yang berkaitan dengan rujukan dan persalinan di Bulungan.

“Karena ini perpaduan layanan antara puskesmas dan rumah sakit, sehingga apabila ada kasus, dan di tanggani pada faskes tingkat pertama, yang kemudian juga dapat diketahui di faskes tingkat kedua. Apabila dibawa ke RS, itu tenaga kesehatan sudah tahu penangganannya,” bebernya.

Ia menyebutkan, sistem atau inovasi ini merupakan yang pertama di Kalimantan Utara (Kaltara), untuk itu ia menyebutkan juga dalam mensukseskan pelayanan ini, sudah seharusnya kalaborasi antara Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (Poned) di Puskesmas dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (Ponek) sudah seharusnya terbangun dengan baik dalam hal ini.

“Target kita, tahun 2020 nanti angka kematian ibu dan bayi di Bulungan itu sudah dibawah target nasional, itu yang kita harapkan,” tutupnya.

Sementara itu Syafril menyebutkan pihaknya mengapresiasi apa yang sudah dilakukan tersebut, diharapkan peluncuran tersebut tidak hanya sebatas seremonial semata, namun perlu kelanjutannya.

“Jangan setelah peluncuran ini, ini berhenti tidak kelanjutan, kita inginkan karena ini inovasi yang sangat-sangat baik sebagai upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi, maka ini perlu langkah-langkah yang selanjutnya dan dikembangkan, tidak berhenti sampai disini saja,” tegasnya.

Untuk itu kata dia, inovasi yang ada ini sudah seharusnya didukung oleh semua pihak yang terlibat, agar apa yang sudah dibuat tersebut dapat berjalan dengan baik. Ia sangat mengapresiasi bahwa sistem tersebut sudah mengikuti perkembangan zaman yang ada saat ini.

“Banyak aplikasi dengan sistem jejaring seperti ini yang Pemkab Bulungan melalui OPD-nya telah luncurkan, memang harus demikian, ikuti perkembangan yang ada. Untuk itu ibu-ibu khususnya agar ini bisa di download saja, banyak informasi yang didapat nantinya,” pungkasnya. (MC Bulungan/slu)