:
Oleh MC KAB KUBU RAYA, Kamis, 27 Juni 2019 | 17:52 WIB - Redaktur: Tobari - 357
Kubu Raya, InfoPublik – Kabupaten Kubu Raya terus berlari lebih kencang dalam mewujudkan dan melahirkan Desa Mandiri di Kabupaten yang akan berusia 12 tahun pada bulan Juli mendatang.
Salah satu dimensi yang merupakan bagian dari penilaian dan pencapaian Indeks Desa Membangun (IDM) adalah berkaitan dengan ekologi atau ketahanan lingkungan, Rabu (26/6/2019).
Untuk merancang kebijakan dan program bersama yang dapat mendorong pencapaian IDM dalam mendorong lahirnya Desa Mandiri di Kubu Raya.
Pemerintah Kubu Raya melalui Bidang Pembangunan dan Perekonomian Setda Kubu Raya mengadakan Rapat Koordniasi yang melibatkan seluruh komponen baik Pemerintah, Swasta, NGO, dan TNI Polri.
Serta unsur dari Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Rakor tersebut dipimpin langsung oleh Sekda Kubu Raya Yusran Anizam dan dibuka serta ditutup oleh Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan.
Kepala Bagian Pembangunan dan Perekonomian Setda Kubu Raya, Tri Indriastuti mengatakan adapun tujuan diadakannya rapat tersebut adalah dalam upaya menyamakan persepsi terkait dengan dimensi ekologi sebagai bagian dari dimensi IDM yang memuat beberapa indikator berkaitan dengan lingkungan.
Kegiatan kita hari ini kita ingin menyamakan persepsi kita dalam memberikan intervensi kebijakan dan program terhadap indikator-indikator lingkungan dalam IDM.
Dukungan Mitra Kerja (Pemerintah, Swasta Dan Ngo) Pelaksanaan Indikator Ekologi (Lingkungan) Dalam Pencapaian Indeks Desa Membangun (Idm) Menuju Desa Mandiri. Menyusun Kebijakan Terkait Dimensi Dan Indikator Ketahanan Ekologi (Idm).
Mendapatkan Masukan Dan Informasi Terkait Progress Program Kegiatan Yang Dilakukan Oleh Mitra Kerja (Pemerintah, Swasta Dan Ngo).
"Melakukan Intervensi Percepatan Pelaksanaan Dimensi Dan Indikator Ketahanan Ekologi Yang Dilakukan Menuju Desa Mandiri,” ujar Tri Indriastuti saat memandu jalannya rapat tersebut.
Sementara itu, Sekda Kubu Raya Yusran Anizam mengatakan, dalam Mendiskusikan program IDM, membutuhkan peran aktif semua pihak dan semua elemen.
Mengingat IDM, dengan berbagai dimensi dan indikator yang ada didalamnya bersentuhan langsung dnegan masyarakat melalui berbagai program yang dapat dillaksankan dengan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang menjadi target dari pencapaian IDM.
Ada 52 indikator dari Dimensi Ekologi yang harus menjadi perhatian bersama. Dengan melakukan klasifikasi kewenangan masing-masing Pemerintah Daerah hingga Pemerintah Desa dan masyarakat serta NGO.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, telah mengeluarkan Peraturan Gubernur terkait dengan kewenangan masing-masing pemerintah daerah, mana saja yang menjadi kewenangan terkait dengan indikator-indikator yang dimaksud,” ujar Yusran.
Dikatakannya, salah satu dimensi utama adalah mengenai Ekologi atau lingkungan. Ada skala prioritas dalam menentukan indikator mana saja yang menjadi fokus utama untuk dilakukan aksi dan kebijakan.
Merumuskan rencana program baik dari pemerintah Kabupaten, Provinsi dan NGO untuk bersama-sama merancang rencana aksi terkait dengan dimensi indikator ekologi.
Diharapkan dari kecamatan hingga ke tingkat desa dapat mensosialisasikan kepada masyarakat, demikian juga dengan NGO dapat mengawal dan mensosialisasikan kepada mitra masing-masing, berkaitan dengan berbagai indikator yang menjadi bagian dari dimensi Ekologi atau ketahanan lingkungan.
Harus fokus, Desa memiliki kewenangan bidang mana saja. Harus dilakukan pembagian klasifikasi kewenangan, sehingga dapat diserang secara bersama-sama dengan program masing-masing.
"Mana saja yang menjadi tanggung jawab dari Pemerintah Desa dalam Dimensi Ekologi sebagai salah satu dimensi menuju Desa Mandiri. Agar masing-masing Desa dan Kecamatan melakukan koreksi atas intervensi apa saja yang berda diwilayahnya masing-masing,” terang Yusran.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menegaskan, Problem IDM merupakan salah satu problem pendataan yang tidak tervalidasi dengan baik. Untuk mengejar dimensi ekologis, melibatkan mitra stackholder.
Agar ada keberlanjutan program dan kegiatan dilapangan. Semuanya kerja keras termasuk pendamping desa. Menjadi sebuah pemikiran bersama untuk penghimpunan data secara konfrehensif dari setiap desa.
Untuk IDM banyak desa-desa tidak memiliki semangat untuk menaikan status, karena berkaitan dengan kebijakan yang dianggap belum memberikan ruang bagi desa untuk mendapatkan program yang semakin banyak.
Ada stigma bahwa dengan naiknya status Desa akan mengurangi program yang akan masuk ke Desa.
"Banyak desa tidak menaikan status karena problem yang real dimasyarakat berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat yang bersumber dari program-program bagi Desa terpencil, terluar dan tertinggal,” ujar Muda.
Dimensi ekologis, sebagai salah satu dimensi dalam mencapai desa mandiri, bagaimana pengelolaan di Desa sendiri dapat berkomitmen dalam memperkuat kelembagaan mereka di desa masing-masing.
Bagaimana desa tersebut harus memiliki data tunggal yang membutuhkan teknologi dan harus konsisten. Penanganan ekologi, terlebih Karhutla, membutuhkan komitmen bersama untuk menyiapkan pencegahan dengan pembangunan kanal-kanal, di setiap Desa.
“Kesulitan selama ini adalah berkaitan dengan data. Dengan memiliki data yang akurat dan fokus pada data awal dan satu data. Data yang dibutuhkan dari semua rumah tangga hingga seluruh data kegiatan yang ada didesa tersebut,” kata Muda.
Kegiatan-kegiatan dan program tidak terferifikasi dengan baik sehingga setiap program memiliki data sendiri-sendiri untuk kepentingan sendiri-sendiri secara sektoral. Semua desa sedang berusaha memaksimalkan energi yang mereka miliki.
Dan mereka harus dibantu dengan cara membangun sistem agar Pemerintah desa dapat mengelola desanya dengan baik dan akuntabel.
Sebab sebelum sistem pengelolaan secara akuntabel, maka akan sudah untuk mengejar predikat yang baik dan mempertahankan predikat yang telah diraih. Harus ada yang didesain kedepan secara bersama-sama.
Dengan bergerak bersama-sama akan semakin memudahkan untuk mengejar dan menyerang sama-sama pada lokus yang sama. Sehingga akan lebih cepat dicapai.
"Pemerintah Kubu Raya terbuka bagi semua pihak untuk bermitra dan bersama-sama membangun kubu Raya,” terang Muda. (MC KubuRaya/ird/toeb)