:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Selasa, 2 April 2019 | 07:48 WIB - Redaktur: Tobari - 285
Semarang, InfoPublik - Kota Semarang ditetapkan sebagai satu dari sepuluh kota dengan pembangunan terbaik oleh Tim Penilai Pembangunan Daerah (PPD) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) kata perwakilan Bappenas Agustin Arry Yanna, Senin (1/4/2019).
“Saat ini kami semua ada di Kota Semarang untuk melakukan verifikasi serta kunjungan lapangan, yang mana ini merupakan tahapan penilaian ke-5. Kota Semarang telah berhasil masuk di 10 besar, saya ucapkan selamat,” katanya.
Dia menerangkan, masuknya Kota Semarang sebagai satu dari sepuluh kota dengan pembangunan daerah terbaik di Indonesia merupakan hasil dari penilaian tim PPD Bappenas. Pihaknya secara detail mengamati proses perencanaan pembangunan hingga inovasi yang dilakukan.
Agustin pun meyakinkan jika tim penilai berasal dari lintas sektoral yang sangat independen, sehingga kredibilitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Adapun nantinya dari sepuluh kota yang sudah ditetapkan sebagai daerah dengan pembangunan terbaik di Indonesia tersebut, akan diurutkan secara peringkat hingga mendapatkan yang terbaik.
“Kota Semarang sendiri dalam PPD bersaing dengan kota-kota lainnya di Indonesia, antara lain Kota Makassar, Kota Yogyakarta, dan Kota Denpasar,” imbuhnya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bangga karena Kota Semarang dinilai sebagai salah satu dari sepuluh kota dengan pembangunan daerah terbaik di Indonesia. Sebab, Kota Semarang tak memiliki anggaran pembangunan daerah sebesar kota-kota besar lainnya di Indonesia.
“Saya meyakini keberhasilan ini merupakan buah dari konsep pembangunan bergerak bersama, yang setiap elemen di Kota Semarang memiliki andil besar dalam pembangunan saat ini,” katanya.
Hendi bercerita jika guna melalui percepatan pembangunan, di tahun 2013 dirinya mendorong dan memastikan sistem Smart City berjalan. Untuk pelayanan dan proses pembangunan yang lebih cepat, responsif, transparan dan bersih.
“Sebagai upaya optimalisasi dan percepatan pembangunan, di tahun 2013 kami canangkan smart city. Kami tidak punya anggaran untuk itu, maka kami gandeng sektor privat dalam penyediaan jaringan internent yang merata, sebagai dasarnya,” katanya.
Hendi juga menguraikan, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Semarang juga merupakan bukti jika konsep pembangunan Bergerak Bersama berjalan dengan baik. Tercatat pada pahun 2012, PAD Kota Semarang hanya sebesar Rp779 miliar, yang kemudian pada tahun 2018 meningkat pesat menjadi Rp2,1 triliun. (MC Kota Semarang/toeb)