300 KK di Kelurahan Tambakrejo Belum Memiliki Jamban

:


Oleh MC KOTA SEMARANG, Selasa, 26 Maret 2019 | 13:36 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 285


Semarang, InfoPublik - Permasalahan buang air besar sembarangan (BABS) menjadi perhatian Pemkot Semarang. Sampai saat ini, BABS masih banyak ditemukan di berbagai wilayah.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang Ali mengatakan, BABS banyak ditemukan di Kelurahan Tambakrejo dan Kecamatan Gayamsari. Disperkim Kota Semarang setidaknya masih menemukan 300 kepala keluarga  yang tidak memiliki jamban.

“Kemarin saya survei di Kelurahan Tambakrejo, masih banyak yang belum punya jamban. Kurang lebih 300 KK belum memiliki jamban. Itu yang ke depan akan kita bangun,” kata Ali, Selasa (26/3/2019).

Menurutnya, BABS tersebut selain membuat kekumuhan juga menjadikan lingkungan kurang sehat. Pembangunan Kelurahan Tambakrejo tersebut akan dimulai dengan sebuah pilot project. Pengentasan kawasan kumuh di wilayah tersebut.

Persoalan kawasan kumuh di dalamnya juga termasuk jambanisasi. Dikatakan Ali, adapun anggaran yang akan digunakan tidak hanya bersumber dari APBD Kota Semarang saja. Disperkim Kota Semarang juga akan menggali anggaran dari luar melalui proposal.

“Makanya saya akan berusaha membuat proposal yang nantinya sumber danannya tidak hanya dari APBD kota saja, namun juga bantuan Pemprov Jateng, dan bantuan pemerintah pusat juga,” katanya.

Adapun konsep yang akan diterapkan untuk pembangunan wilayah tersebut hampir sama dengan Kampung Pelangi yang sudah dibangun Pemkot Semarang. Rumah-rumah nanti mungkin akan dicat warna-warni, dan juga pavingnya.

Hal yang menjadi pembeda dengan Kampung Pelangi nantinya yaitu adanya pusat oleh-oleh di Tambakrejo. Wilayah administratif Tambakrejo yang dilalui jalur utama Semarang Demak menjadi alasan pembangunan.

Ali menegaskan, BABS di Kota Semarang tidak boleh dipandang sebelah mata. Hal tersebut menjadi wajah kota itu sendiri. Apalagi, Pemkot Semarang memiliki target pada 2020-2021 Kota Semarang akan bebas BABS.

“Saya ingin membuat kelurahan tidak kumuh dan kelihatan moncer. Mulai dari sarana prasarana, RTLH, lampu, sanitasi, dan tanaman akan kita buat lebih bagus dan berwarna,” ujarnya.(MC.Kota Semarang/Eyv)