:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Senin, 25 Maret 2019 | 11:13 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K
Kota Semarang, InfoPublik - Resah dengan hoaks yang kian merajalela terutama jelang Pemilu 2019, puluhan anak muda di Kota Semarang kampanyekan antihoaks dengan berkostum hantu. Mereka adalah Kelompok Milenial Antihoaks Semarang yang melakukan kampanye antihoaks pada acara Car Free Day (CFD) di kawasan Simpanglima, Minggu (24/3/2019).
Pada kampanye sebagai bentuk perlawanan terhadap berbagai berita bohong terkait pemilu tersebut, terdapat tiga orang yang mengenakan kostum hantu. Yakni hantu pocong, hantu kuntilanak, dan hantu genderuwo yang disebut sebagai setan legendari Kota Semarang. Dengan kostum dan membawa sejumlah tulisan tentang antihoaks, masyarakat pun tampak begitu antusias.
Sejumlah tulisan yang dibawa antara lain yakni 'Saya Indonesia, Saya Antihoaks', 'Hoaks adalah perbuatan setan', "Ojo manut setan" dan sejumlah tulisan lain. Masyarakat baik tua, muda maupun anak-anak tampak meminta foto dengan membawa pesan-pesan itu.
“Masyarakat cukup antuasis saat kampanye tadi, meskipun dalam kondisi hujan gerimis. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang malah mengajak berfoto rekan kami yang berkostum hantu legendaris di Kota Semarang,” ujarnya Koordinator Kelompok Milenial Antihoaks Semarang, Arvin Wijaya.
Dia mengatakan kegiatan yang melibatkan beberapa komunitas anak muda ini bertujuan mengajak masyarakat agar mewaspadai penyebaran berbagai berita bohong atau hoaks yang marak menjelang Pemilu 2019. Ia menyebutkan hoaks bisa memecah belah bangsa dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Aksi ini membawa pesan pada masyarakat agar berhati-hati ketika menerima suatu informasi, baik melalui media sosial atau media lainnya. Saring dulu info itu sebelum 'dishare',” katanya.
Pemilihan kostum hantu dalam kegiatan bertema antihoaks itu, kata dia, untuk mengibaratkan hoaks seperti hantu yang menakutkan. Arvin menegaskan kegiatan kampanye antihoaks ini bersifat netral dan hanya ingin menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar tidak terpecah belah serta selalu aman tenteram.
“Kami ingin menyuarakan agar kita sama-sama menjaga bangsa ini, sebagai anak muda kita suarakan kebenaran. Jangan mudah share sesuatu yang tidak jelas karena itu bisa berakibat fatal,” terangnya.
“Kedepan rencananya akan diadakan acara-acara serupa, untuk menyebarkan kebaikan dan meningkatkan persatuan bangsa, karena kita kan sama-sama orang Indonesia, jadi wajib merawat bangsa ini,” tandasnya.
Resah dengan hoaks yang kian merajalela terutama jelang Pemilu 2019, puluhan anak muda di Kota Semarang kampanyekan antihoaks dengan berkostum hantu. Mereka adalah Kelompok Milenial Antihoaks Semarang yang melakukan kampanye antihoaks pada acara Car Free Day (CFD) di kawasan Simpanglima, Minggu (24/3/2019).
Pada kampanye sebagai bentuk perlawanan terhadap berbagai berita bohong terkait pemilu tersebut, terdapat tiga orang yang mengenakan kostum hantu. Yakni hantu pocong, hantu kuntilanak, dan hantu genderuwo yang disebut sebagai setan legendari Kota Semarang. Dengan kostum dan membawa sejumlah tulisan tentang antihoaks, masyarakat pun tampak begitu antusias.
Sejumlah tulisan yang dibawa antara lain yakni 'Saya Indonesia, Saya Antihoaks', 'Hoaks adalah perbuatan setan', "Ojo manut setan" dan sejumlah tulisan lain. Masyarakat baik tua, muda maupun anak-anak tampak meminta foto dengan membawa pesan-pesan itu.
“Masyarakat cukup antuasis saat kampanye tadi, meskipun dalam kondisi hujan gerimis. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang malah mengajak berfoto rekan kami yang berkostum hantu legendaris di Kota Semarang,” ujarnya Koordinator Kelompok Milenial Antihoaks Semarang, Arvin Wijaya.
Dia mengatakan kegiatan yang melibatkan beberapa komunitas anak muda ini bertujuan mengajak masyarakat agar mewaspadai penyebaran berbagai berita bohong atau hoaks yang marak menjelang Pemilu 2019. Ia menyebutkan hoaks bisa memecah belah bangsa dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Aksi ini membawa pesan pada masyarakat agar berhati-hati ketika menerima suatu informasi, baik melalui media sosial atau media lainnya. Saring dulu info itu sebelum 'dishare',” katanya.
Pemilihan kostum hantu dalam kegiatan bertema antihoaks itu, kata dia, untuk mengibaratkan hoaks seperti hantu yang menakutkan. Arvin menegaskan kegiatan kampanye antihoaks ini bersifat netral dan hanya ingin menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar tidak terpecah belah serta selalu aman tenteram.
“Kami ingin menyuarakan agar kita sama-sama menjaga bangsa ini, sebagai anak muda kita suarakan kebenaran. Jangan mudah share sesuatu yang tidak jelas karena itu bisa berakibat fatal,” terangnya.
“Kedepan rencananya akan diadakan acara-acara serupa, untuk menyebarkan kebaikan dan meningkatkan persatuan bangsa, karena kita kan sama-sama orang Indonesia, jadi wajib merawat bangsa ini,” tandasnya.(MC Kota Semarang/Kus)