:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Sabtu, 23 Februari 2019 | 00:04 WIB - Redaktur: Juli - 332
Taliwang, InfoPublik - Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menyiapkan vaksin untuk mengantisipasi penularan Rabies atau penyakit “anjing gila” yang dapat menginfeksi otak dan sistem syaraf. Penyakit ini tergolong sangat berbahaya karena berpotensi besar menyebabkan kematian.
"Dinkes telah menyiapkan 50 vaksin anti rabies untuk mengantisipasi timbulnya kasus, dan jika ada laporan maka bisa segera ditangani dengan memberikan vaksin anti rabies (VAR)," kata Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) KSB Yusfi Khalid, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/2).
Sejauh ini lanjut dia, Dinkes juga telah mendistribusikan (VAR) untuk tiga kecamatan yang memiliki kasus gigitan anjing yaitu lima vaksin di Kecamatan Maluk, lima vaksin di Kecamatan Taliwang dan lima vaksin di Kecamatan Poto Tano.
Menurut dia, Dinkes akan segera memberikan vaksin terlebih dahulu kepada para tenaga medis dan tenaga penyuluh peternakan yang menangani secara teknis binatang pembawa virus tersebut.
“Selain menyiapkan vaksin, kami juga akan menyosialisasikan virus rabies ini di setiap desa dan melalui spanduk, baliho, dan ribuan stiker, hal itu agar masyarakat memahami tentang rabies ini," tambahnya.
Disebutkan, dari hasil laporan warga yang masuk ke Dinas Kesehatan KSB hingga hari ini, ada lima kasus gigitan anjing di KSB yaitu di Kecamatan Maluk dua kasus, Kecamatan Poto Tano dua kasus dan Kecamatan Taliwang satu kasus.
Rabies dilaporkan menyerang beberapa warga di Kabupaten Dompu, kini Kabupaten Sumbawa juga dilaporkan telah terjadi 21 kasus gigitan anjing Hewan Pembawa Rabies (HPR) di 9 Kecamatan yaitu Kec. Tarano, Empang, Plampang, Labangka, Sumbawa, Lab. Badas, Lenangguar, Rhee dan Utan. Dari jumlah tersebut telah dilaporkan 4 kasus positif rabies yang terjadi di Kecamatan Tarano.
Dari rentetan kasus yang terjadi, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang jaraknya berdekatan dengan Kabupaten Sumbawa punya potensi terinfeksi virus tersebut.
Menurut Yusfi, penanganan kasus ini sangat tergantung juga pada Dinas Peternakan yang mengetahui secara teknis penanganan pada bintang-binatang tersebut sehingga virus rabies tidak gampang menular.
“Kalau Dinas Peternakan bisa menentukan langkah-langkah pencegahan atau langkah-langkah antisipasi pada binatang pembawa virus tersebut maka semuanya akan beres, kami dari dinas kesehatan juga akan melakukan hal yang maksimal, dan terus bersinergi," ujarnya. (MC Sumbawa Barat/feryal/tifa).