:
Oleh MC Prov. Sulawesi Selatan, Sabtu, 9 Februari 2019 | 20:18 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 728
Makassar, Infopublik - Asisten (II) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Muhammad Firda, mengaku menyambut baik pelaksanaan kegiatan hari kanker sedunia yang dapat dijadikan momentum untuk menekan jumlah pasien pengidap kanker.
"Hari kanker sedunia menjadi momentum upaya menekan dan menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker di Provinsi Sulsel," kata Firda saat menghadiri Peringatan Hari Kanker Sedunia Tahun 2019, di Wisma Negara Makassar, Sabtu (9/2/2019).
Hadir juga dalam acara yakni Ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sulawesi Selatan (Sulsel) Liestiaty F Nurdin.
Hari Kanker sedunia yang diperingati setiap tanggal 4 Februari, tahun ini mengambil tema I Am and I Will.
Menurutnya, tema tersebut bermakna untuk mengajak semua pihak terkait menjalankan perannya masing- masing dalam mengurangi beban akibat penyakit kanker.
Sementara untuk kegiatan dalam bentuk seminar nasional dan simposium ilmiah mengangkat tema Pencemaran Limbah Mikro Plastik dengan Bahaya Kanker di Indonesia.
Data dari Globacan menyebutkan, di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian.
Dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker.
Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136,2/100.000 penduduk) berada pada urutan ke delapan di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, yang dikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk.
Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu 42,1 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 17 orang penduduk per 100.000, yang dikuti kanker mulut rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
"Untuk pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, khususnya dua jenis kanker terbanyak di Indonesia, yaitu kanker payudara dan leher rahim, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Antara lain deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun," sebutnya.
Dilakukan dengan menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) untuk payudara dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk leher rahim.
Ketua PKK Sulsel mendukung upaya pencegahan kanker dengan mengurangi penggunaan sampah plastik.
"Wah, dampaknya pada kesehatan kalau untuk manusia. Makanya, salah satunya ini belum terlalu rinci diteliti, tapi kanker sekarang bertambah banyak dan juga kalau penelitian mengenai tumor yang terdapat di usus ikan itu sudah ada," jelasnya.
Pada seminar ini bertindak selaku keynote speaker Prof Dr Aru W Sudoyo, Sp. PD KHOM, dengan materi Beban Kanker Global dan Faktor-faktor Risiko. Prof dr. Irawan Yusuf PhD dengan materi Mikroplastik dan Kanker pada Manusia, dan dr Slamet, MPH dengan Kebijakan Pemerintah dalam Pengendalian Kanker.
Usai seminar dilanjutkan dengan pelantikan Pengurus Yayasan Kanker Indonesia. Dimana Liestiaty menjadi salah satu pengurus yang dilantik. (MC Diskominfo Sulsel/srf/mug)