:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Selasa, 29 Januari 2019 | 18:25 WIB - Redaktur: Tobari - 2K
Sumbawa Barat, InfoPublik - Harga beberapa bahan pokok dan sayur di Sumbawa Barat pada umumnya mengalami turun naik pada bulan ini, harga tomat misalnya yang setiap minggu mengalami perubahan dan harga beras yang sedikit naik pada akhir Januari 2019.
Harga tomat pada minggu pertama Januari 2019 berada di angka Rp10.667/kg, sementara pada minggu ke dua mengalami kenaikan menjadi Rp13.333/kg, harga tersebut kembali turun pada minggu ke tiga yaitu Rp10.000/kg. Pada minggu ke empat harga tomat kembali naik diangka Rp16.333/kg.
Sementara kenaikan harga juga terjadi pada beras, sesuai dengan hasil pantauan harga bahan pokok oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Sumbawa Barat, harga beras pada awal Januari berkisar di harga Rp10.667/kg, dan naik menjadi Rp12.000/kg pada minggu ke empat Januari 2019.
Harga bahan pokok lainnya yang tidak mengalami kenaikan pada bulan ini, seperti gula pasir berada di harga Rp12.167/kg, minyak goreng merek biasa 600 ml Rp9.167/liter, daging Sapi murni Rp120.000/kg, ayam broiler Rp45.000/kg, telur ayam broiler Rp1.500, Cabe biasa Rp30.667/kg, Cabe keriting Rp30.000/kg, Bawang merah Rp30.667/kg, bawang putih Rp27.667/kg.
Menurut Kepala Dinas Koperindag KSB melalui Kasi Perdagangan Dalam Negeri, Iswanto, SE., harga tomat dan beras mengalami kenaikan karena dipengaruhi oleh cuaca, jika intesitas ujan tinggi maka tomat bisa saja cepat rusak. “Tomat dan cabai bisa saja mengalami perubahan harga karena tomat dan cabai ini rentan terhadap cuaca dingin,” katanya, Selasa (29/1).
Sementara faktor lain dari kenaikan harga tersebut, lanjut Iswanto, bisa juga dipengaruhi oleh permintaan yang banyak sementara ketersediaan bahan yang terbatas.
Salah satu penjual sayur keliling, Hilal asal Taliwang yang menjual dagangannya di sekitar kota Taliwang ini mengaku sangat berat ketika harga beberapa sayur naik.
Kenaikan beberapa harga sayur sangat dirasakan Hilal. Sebelumnya, Hilal yang bekerja di salah satu perusahaan subkon di Maluk tersebut merasa senang karena dagangannya lancar jika harga sayur stabil dan dapat dijangkau.
“Dulu saya kerja di Maluk dan saya banting setir untuk menjual sayur, pelanggan saya kadang-kadang tidak mengerti jika harga naik, dikira yang menaikan harga itu saya,” kata Hilal.
Dengan berjualan sayur, Hilal dapat menghidupi anak dan istri serta bisa menabung sedikit-demi sedikit, dan juga bisa lebih banyak waktu untuk keluarga, tidak seperti saat bekerja di Maluk yang hampir tidak ada waktu. “Jika harga bahan sayur terlalu tinggi naiknya maka kami sangat kesulitan menjualnya,” katanya.
Hilal berharap, ada petani sayur di KSB yang bisa menyediakan berbagai macam sayur, sehingga sayur-sayur bisa langsung didapatkan dengan mudah tanpa didatangkan dari luar dan para penjual sayur keliling dapat memperoleh sayur dengan harga yang terjangkau.
Hal yang sama dikatakan oleh seorang penjual sayur lainnya, Susi Indrawati, yang sehari-hari menjual sayur keliling. Ia menuturkan bahwa kenaikan harga sayur sangat dirasakan olehnya sehingga para pembeli juga mengeluh.
“Kemarin tomat biasanya Rp10.000 per kg, dan sekarang naik menjadi Rp16.000 per kg, wortel juga Rp12.000 per kg dan naik jadi Rp25.000 per kg,” ungkap Susi.
Susi juga berharap harga semua sayur bisa lebih rendah lagi sehingga masyarakat bisa mendapatkan sayur dengan harga yang pas. (MC Sumbawa Barat/feryal/tifa/Alimuddin/toeb)