:
Oleh MC PROV NUSA TENGGARA BARAT, Rabu, 23 Januari 2019 | 14:14 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 269
Mataram, InfoPublik -Fenomena virus rabies atau biasa disebut anjing gila menjadi fokus pemerintah daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat terkait kejadian Rabies di Kabupaten Dompu. Menurut data Dinas PKH Kabupaten Dompu tahun 2019 jumlah populasi anjing di Kabupaten Dompu di perkirakan sebanyak 9.878 ekor terdiri atas 4.577 ekor berpemilik dan 5.301 ekor berstatus liar, salah satu yang terkonsentrasi berada di Desa Wawonduru Timur Kecamatan Woja Kabupaten Dompu.
Sekretaris Daerah Prov. NTB Ir. H. Rosiady Husaenie Sayuti, M.Sc, P.hD bersama dengan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait menggelar rapat koordinasi yang berlangsung di Ruang Rapat Sekda NTB, Selasa (22/1/2019).
Sekda NTB mengintruksi kepada seluruh OPD terkait untuk menyikapi kejadian wabah virus rabies yang semakin banyak menelan korban, karena hal ini berpengaruh terhadap pariwisata NTB. “Bagaimanapun yang perlu kita hati – hati adalah kita merupakan daerah wisata, apapun yang mengancam manusia akan berpengaruh terhadap kunjungan pariwisata” jelas Sekda.
Salah satu rumusan hasil rapat koordinasi atas kejadian wabah virus rabies di Kabupaten Dompu adalah Pemerintah Daerah diminta segera membuatkan Surat Keputusan Kepala Dinas untuk pembatasan keluar masuknya hewan HPR ke dan dari pulau Sumbawa (pelabuhan - pelabuhan sepulau - Sumbawa).
Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar Drh. I Wayan Masa Tenaya, M.Phil, Ph.D menjelaskan bahwa eliminasi merupakan salah satu cara penangangan virus rabies, melihat banyaknya populasi anjing. “Namun control populasi itu dapat diartikan sebagai melakukan Kastrasi pada anjing betina supaya tidak mempunyai anak dan juga control populasi eliminasi pertarget kalau anjing itu mulai liar atau tidak ada yang dimiliki maka harus ditidurkan” jelasnya.
Salah seorang warga Alfiana Jaya Fitri mengaku populasi anjing semakin meningkat di Desa Wawonduru , bahkan ada warga yang terdampak menjadi korban virus rabies. “Banyak warga yang memelihara anjing dan bukan anjing sembarangan, karena secara kasat mata ciri – ciri anjing gila itu berbeda dengan anjing pada umumnya” jelas Fitri.
Fitri berharap kepada pemerintah agar dapat mengatasi banyaknya virus rabies yang terjadi di daerah dompu agar tidak semakin meluas. “Harapan saya untuk Pemerintah agar bisa segera mengatasi masalah virus rabies atau anjing gila , agar tidak memakan korban lagi” tuturnya. (ely - Tim media/Eyv)