:
Oleh MC KAB GARUT, Senin, 21 Januari 2019 | 09:34 WIB - Redaktur: Kusnadi - 826
Garut, InfoPublik - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri kegiatan Gerakan Mengawal Musim Tanam (GMMT) Oktober 2018 - Maret 2019 (OKMAR 2018/2019), di Desa Cisaat, Leuwigoong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (19/01/2019) pagi.
Lokasi acara yang terletak di sebuah sekolah SD dan di tepi persawahan yang luas, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo kemudian meninjau produk-produk petani yang telah dipasarkan melalui Bumdes Shop, BUMN Shop, dan Perta Shop.
Di lokasi yang sama sudah hadir masyarakat setempat yang berkerumun untuk menyaksikan kunjungan Presiden. Banyak dari mereka yang tetap bekerja menanam padi di lahan yang terletak di sisi lokasi acara.
Setelah meninjau pameran produk, Presiden kemudian menuju tepian sawah, berjongkok di pematang, lalu mengobrol dengan petani yang sedang bertanam padi.
Selama sekitar 10 menit, Presiden berinteraksi dengan para petani, ia kemudian menyampaikan pidato dan pesan-pesan agar petani bisa mengembangkan diri melalui kewirausahaan pertanian.
Presiden saat berpidato juga memanggil dua petani, yakni satu orang petani yang telah mendapatkan KUR dan seorang lainnya adalah petani yang baru akan dan ingin mengakses KUR.
Asep, warga Kampung Muara Hilir berkesempatan untuk maju dan mengaku sudah mendapatkan KUR sebesar Rp3 juta.
Presiden menanyakan peruntukan dana tersebut, dan Asep menjawab seluruhnya digunakan untuk kepentingan produksi pertanian.
"Kalau dapat KUR, saya titip ya, jangan dipakai pinjaman KUR untuk beli baju, beli jaket, atau motor. Hati-hati, enggak bisa mengembalikan. Pinjam KUR itu gunakan seluruhnya untuk menutup biaya-biaya ongkos produksi. Seperti tadi yang disampaikan Pak Asep, bisa untuk ongkos tanam pekerja, bisa untuk beli pupuk, bisa untuk beli bibit," katanya.
Asep mengaku saat musim panen yakin bisa mengembalikan pinjaman itu karena biasanya mendapat Rp. 10 juta dari hasil tanam padinya. Sementara warga lain Eli Yulianti juga berkesempatan berdialog dengan Presiden.
Meski belum mendapatkan pinjaman, ia ingin mengakses KUR sebesar Rp5 juta untuk kepentingan mengolah sawah. Presiden berpesan kepada para petani agar mengkalkulasi dengan matang saat akan meminjam uang ke bank.
"Saya titip seluruh petani, kalau mau pinjam ke bank tolong kita sudah punya itung-itungan. Saya titip, satu saja, kalau mau pinjam ke bank tolong dihitung dan penggunaannya jangan keluar dari ongkos-ongkos yang berkaitan dengan sawah dan padi yang mau kita tanam," katanya.
Presiden Jokowi mengatakan di Kabupaten Garut masih banyak potensi dan kesempatan yang bisa digali.
"Bisa tanam padi, bisa tanam jagung, tadi saya lihat juga ada yang menanam jeruk dan berhasil. Saya kira bagus sekali. Tanaman itu tidak harus hanya padi saja," katanya.
Sementara Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan peran BNI pada gerakan ini dimaksudkan untuk memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah, mudah, disertai pendampingan selama musim tanam Oktober-Maret.
Pada saat panen pun, petani dipastikan akan mendapatkan pembeli siaga atau offtaker bagi petani sektor tanaman pangan di berbagai daerah sentra pangan di Indonesia. Program ini dilaksanakan dengan sinergi antar BUMN dan Kementerian Pertanian.
Dia juga menyatakan, gerakan tersebut merupakan wujud kontribusi BNI untuk menyejahterakan petani, melalui penyediaan akses permodalan yang mudah dan murah di sektor pertanian dan perkebunan. Gerakan ini diharapkan menjadi salah satu penopang program pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas petani, pemerataan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan.
"Program ini diharapkan dapat membantu petani sehingga lebih mandiri dan memiliki daya tawar lebih baik sehingga bisa memberikan kesejahteraan lebih baik kepada para petani," ujar Baiquni.
Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kegiatan padat karya tunai (PKT)
Sekitar 1.500 petani yang berasal dari 6 kecamatan sekitar. Dari jumlah tersebut terdapat 250 orang diantaranya penerima KUR Tani dengan fasilitas sebesar Rp. 1,25 miliar. Terdapat juga 500 petani yang diajak dalam kegiatan padat karya tunai (PKT) membersihkan saluran irigasi menjelang musim tanam ini. Pada acara ini, BNI memberikan bantuan CSR berupa 5 (lima) unit hand tractor dan kegiatan Padat Karya Tunai (PKT).
PKT dilakukan antara lain untuk menyediakan berbagai prasarana pendukung kawasan pertanian yang diikutsertakan dalam Gerakan Mengawal Musim Tanam OKMAR 2018/2019 ini.
Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan penyerahan Kartu Tani kepada Poktan (Kelompok Tani) Muti Tani dari Desa Dangdeur Banyuresmi, meliputi Poktan Binakarya dari Kecamatan Banyuresmi, Poktan Salem dari Desa Sukasono, Kecamatan Sukawening, Poktan Manjah Beureum dari Desa Sukahaji, Kecamatan Sukawening, dan Poktan Cimuara dari Kecamatan Cinunuk Wanaraja. Serta penyerahan KUR Tani kepada Poktan Karya Mekar dari Desa Nekarluyu, Kecamatan Sukawening, Poktan Kereman dari Desa Maripari, Kecamatan Sukawening, Poktan Pasir Muncang Desa Dangdeur, Kecamatan Banyuresmi, Poktan Arum Sari Desa Sukakarya, Kecamatan Banyuresmi, dan Poktan Taman Sari Desa Pamekarsari, Kecamatan Banyuresmi.
KUR tersebut menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI. Dimana hingga 31 Desember 2018, KUR yang telah disalurkan BNI mencapai Rp. 15,99 triliun dan menyentuh 147.691 penerima KUR di seluruh Indonesia.
Sebagai informasi, gerakan ini untuk memastikan seluruh kegiatan produksi petani dapat dikawal sedini mungkin dalam hal penyediaan seluruh sarana dan prasarana produksi pertanian.
Kali ini, gerakan ini menyentuh wilayah kota ketujuh yakni Garut, Jawa Barat yang dipilih karena telah memasuki masa tanam. Dengan gerakan terpadu ini diharapkan dapat memastikan agar para petani mampu melakukan proses tanam sesuai jadwal tanamnya.
Di setiap lokasi GMMT aktivitas yang dilakukan meliputi pelaksanaan Padat Karya Tunai Normalisasi Saluran Irigasi kurang lebih 5 km, Penyaluran KUR & Kartu Tani serta kegiatan Tanam Massal.
GMMT OKMAR 2018/2019 di Garut merupakan bagian dari kegiatan serupa yang rencananya secara simultan dilakukan di 56 titik sentra komoditas pertanian unggulan di Seluruh Indonesia.
Program lanjutan Gerakan Mengawal Musim Tanam (OKMAR 2018/2019) ini dilaksanakan secara simbolis pada hamparan lahan seluas lebih dari 2 hektare di Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong Kabupaten Garut. Kawasan ini memiliki luas lahan lebih dari 2.500 hektare.
GMMT OKMAR 2018/2019 juga merupakan bagian dari rangkaian aktivitas dalam Program Kewirausahaan Pertanian. Sejak awal proses tanam petani diupayakan dapat terpenuhi kebutuhan budidaya secara tepat waktu, sehingga petani dapat berproduksi dengan baik.
Dalam periode pelaksanaan budidaya tersebut petani akan dibimbing oleh penyuluh pertanian, sedangkan pada saat panen, hasil gabah akan diserap oleh Mitra Bumdes Bersama (MBB) dan dilakukan kegiatan Serap Gabah oleh BUMN Pangan yang ditunjuk (BULOG, PPI, Sang Hyang Seri, Pertani, RNI dan Pupuk Indonesia Pangan atau PIP).
Kabupaten Garut merupakan salah satu dari 9 titik lokasi rintisan Program Kewirausahaan Pertanian di Jawa Barat. Pelaksanaan Kewirausahaan Pertanian di Propinsi Jawa Barat diawali dengan peresmian Kewirausahan Pertanian di Sliyeg, Indramayu pada bulan Juni 2018 oleh Presiden Joko Widodo.
Untuk menyukseskan Program Kewirausahaan Pertanian di Jawa Barat tersebut, BNI bekerjasama dengan PT Mitra Bumdes Bersama (MBB). Sampai dengan bulan Desember 2018, kegiatan Kewirausahaan tersebut sudah melakukan berbagai aktivitas meliputi penyediaan saprotan, penyerapan gabah kering, panen petani sebanyak 8.099 ton, penjualan beras 1.169 ton, hingga penyediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat.
Selain itu, Program Kewirausahaan Pertanian ini juga telah mengelola dan mengoperasionalkan Rice Mill Unit (RMU) modern yang sudah dibangun oleh BUMN PIC. Bahkan, Program Kewirausahaan Pertanian juga mampu melakukan pendataan potensi petani yang ada di area kewirausahaan pertanian sebanyak 629.000 petani.
Dalam rangka Program Kewirausahaan Pertanian ini juga dilakukan pemberian fasilitas KUR kepada petani yang berada dalam area kewirausahaan pertanian sebesar Rp 207 miliar kepada 9.536 petani. Untuk mempermudah aplikasi KUR dan monitoring produksi pertanian telah difasilitasi dengan fasilitas digital melalui aplikasi Logistik Tani (Logtan).