Manfaatkan Free Trade Agreements Untuk Tingkatkan Ekspor

:


Oleh MC PROV BANGKA BELITUNG, Jumat, 28 September 2018 | 04:32 WIB - Redaktur: Tobari - 417


Bangka Tengah, InfoPublik - Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Perundingan Internasional bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bangka Belitung menggelar seminar, di Soll Marina Hotel, Kamis (27/9).

Seminar bertajuk "Edukasi Publik Pemanfaatan Free Trade Agreements (FTA) dalam rangka Peningkatan Ekspor".

Hadir dalam acara ini tiga narasumber di antaranya adalah dari Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan yaitu Kasubdit Antar dan Sub Regional Dina Kurniasari, SH., LLM , Tenaga Ahli Bidang Strategi dan Pemasaran Aryoko Mochtar, serta Tenaga Ahli Bidang Akses Pembiayaan dan Prosedur Ekspor Hindra Soeprajanto.

Para Narasumber tersebut menyampaikan strategi yang akan memudahkan para eksportir yang berada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Raden Muhammad Ayub, S.E, mengatakan Indonesia telah menandatangani berbagai perjanjian perdagangan barang dan jasa.

Dalam kerangka perjanjian Perdagangan bebas atau Free Trade Agreements (FTA) dan Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komfrehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreements (CEPA) baik tingkat regional maupun bilateral.

"Selain itu, Indonesia juga aktif dalam perundingan perjanjian perdagangan Multilateral karena Indonesia merupakan anggota World Trade Organization (WTO)," lanjutnya.

Ayub berharap dengan adanya FTA atau CEPA ini dapat meningkatkan daya saing pelaku UMKM  di Indonesia, menciptakan akses pasar di luar negeri, standarisasi dan mendatangkan investor asing ke dalam negeri. 

Sementara itu Dina Kurniasari selaku Kasubdit Antar dan Sub Regional memberi solusi untuk meningkatkan ekspor untuk pelaku eksportir komoditi unggulan Bangka Belitung.

Salah satunya mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan tarif preferensi untuk mengurangi biaya ekspor ke luar negeri, aktif dalam menyampaikan hambatan ekspor kepada Kementerian Perdagangan.

Selanjutnya, Dina menyarankan pelaku eksportir agar selalu melakukan terobosan inovatif untuk mendukung kemudahan pelaku usaha dengan mengakses beberapa link yang ada hubungannya dengan perdagangan internasional maupun regional.

Pada kesempatan yang sama, dibahas pula produk komoditi ekspor unggulan Bangka Belitung yaitu timah, sawit, lada, dan hasil perkebunan lainnya. Namun sangat disayangkan beberapa tahun terakhir ini harga jual produk-produk unggulan termasuk lada putih Bangka menurun drastis sehingga merugikan para petani terkait biaya operasionalnya.

Pemerintah Daerah sudah mencari solusi antara lain dengan mengumpulkan para eksportir lada, melakukan survey langsung ke pelaku usaha tani serta para eksportir lada dan hasil di lapangan masih ditemukan masalah bahwa ada sebagian pengumpul hasil lada mencampurkan bahan pengawet yang dicampur dalam kemasan.

Sehingga kualitas dari lada tersebut jadi menurun. Akibatnya eksportir enggan membeli dengan harga yang tinggi.

Ketika menghadapi permasalahan tersebut, Aryoko, selaku Tenaga Ahli Bidang Strategi dan Pemasaran menyarankan sebelum proses pemasaran, pemerintah hendaknya melakukan uji mutu melalui satker pertanian.

"Semoga kendala turunnya harga jual untuk produk unggulan komoditi ekspor kembali mengalami kenaikan sehingga berefek pada kesejahteraan para petani dan pelaku usaha lainnya," harap Aryoko. (MC Babel/reni/hs/toeb)