:
Oleh MC PROV JAWA TENGAH, Kamis, 26 Juli 2018 | 10:27 WIB - Redaktur: Kusnadi - 770
Purworejo, InfoPublik – Bernyanyi bersama kader yang dipimpinnya, sudah biasa bagi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Hj Atikoh Ganjar Pranowo. Tapi, nembang bersama anak-anak penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo (LPAK), Selasa (24/7), menjadi pengalaman baru.
Tembang Sluku-sluku Bathok pun dilantunkan dengan baik. Senyum terus mengembang di bibirnya sambil sesekali melakukan kontak mata dengan anak yang bermain gamelan di hadapannya.
Sebelumnya, Atikoh menyempatkan menyapa anak-anak yang tengah membuat kerajinan dari mote, flanel, serta mereka yang sedang belajar menyablon.
“Iki sing ndesain sapa?” tanyanya dengan logat ngapak kepada Iqbal, salah satu warga binaan yang tengah menyablon.
Dengan malu-malu pemuda itu pun menjawab jika dia baru diajari cara menyablon. Sedangkan desain sudah dibuatkan oleh pihak LPAK.
Sikap Atikoh yang keibuan membuat anak-anak merasa nyaman berdialog. Mereka menjawab satu demi satu pertanyaan yang diajukan istri orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Supriyanto misalnya, meski awalnya canggung, dia terus berusaha menjawab apa yang ditanyakan Atikoh. Mulai dari daerah asalnya, berapa lama mesti berada di LPAK, bagaimana selama di tempat itu, dan sebagainya. Dia juga senang mendapat petuah yang menyemangatinya untuk terus sekolah demi masa depan yang lebih cerah.
Logat ngapak Atikoh yang sangat kental pun mengundang tanya Hanafi, penghuni LPAK lainnya. “Ibu dari mana kok ngapak?” tanyanya.
Mendengar pertanyaan itu, Atikoh tertawa dan menjelaskan jika dirinya berasal dari Purbalingga. Sementara, suaminya yang juga Gubernur Jawa Tengah berasal dari Kutoarjo. “Memang, ora ngapak ora kepenak,” selorohnya.
Ya, kedatangan Atikoh di LPAK Purworejo didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Purworejo Fatimah Verena Prihastyari Agus Bastian, dan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Wagino, pada acara Genre Mengabdi itu tak hanya untuk silaturahmi. Ibu satu anak itu juga memberikan semangat kepada anak-anak agar tak berhenti untuk belajar. Baik mempelajari ilmu pengetahuan, maupun ilmu agama.
“Yang penting belajar kalian tidak boleh putus. Karena itu akan jadi senjata meraih masa depan yang lebih cerah. Jadi, belajar tidak boleh berhenti,’ tegasnya.
Atikoh juga meminta pengelola LPAK untuk mengasah hobi dan memberikan bekal keterampilan bagi anak-anak. Dia menunjuk contoh, anak yang bercita-cita menjadi pengusaha, yang memiliki bakat berdagang, diberikan pembelajaran bisnis online. Mereka yang suka menyablon diarahkan untuk mendesain gambar yang disukai masyarakat, terutama kalangan anak muda. Misalnya, dengan memunculkan kata-kata kritis atau lucu yang lebih kekinian.
“Dengan pendidikan yang baik, adik-adik ini akan siap. Terus semangat, tidak boleh putus asa. Saling menguatkan, tidak boleh berantem karena semuanya adalah teman. Manut dengan bapak/ibu pengampu,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)