Festival Memeden Gadu Kembali Digelar di Jepara

:


Oleh MC KAB JEPARA, Selasa, 17 Juli 2018 | 15:11 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 1K


Jepara, InfoPublik - Festival Memeden Gadu Desa Kepuk Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah kembali digelar. Berbagai macam kesenian dan atraksi budaya para petani, dilaksanakan mulai Jumat, 13 hingg 16 Juli 2018, di lapangan desa setempat.

Mewakili Bupati Ahmad Marzuqi, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara, Agus Nur Slamet memberikan apresiasi kepada semua yang terlibat dalam penyelenggaran Festival Memeden Gadu tahun ini.

Kesenian ini bisa terus dikembangkan, dengan inovasi baru. "Jadikan momentum memeden Gadu ini, untuk mengembangkan kesenian dan kebudayaan. Agar lebih dikenal oleh masyarakat luas," kata dia.

Acara dibuka dengan pemantasan tari kolosal Memeden Gadu, yang dimainkan oleh masayarakat Desa Kepuk. Kemudian dilanjutkan dengan pementasan Emprak Sidomumti. Tidak hanya kelompok remaja dan anak-anak yang terlibat, kelompok orang tua juga ikut serta dalam pementasan. Inilah yang membedakan kesenian ini, dengan kesenian lainnya di Jepara.

Seniman Jepara Didin Ardiansyah mengatakan, Memeden Gadu adalah salah satu benteng pertahanan masyarakat untuk menjaga persatuan bangsa. "Ini sebagai bentuk perlawanan kita, adanya proses penggerusan pemersatuan bangsa," kata Didin.

Sebagai rangkaian acara, Sabtu (14/7) dilaksanakan workshop pertanian pada pagi hari, dilanjutkan pada malam harinya dengan pementasan musikalisasi. Baik akustik, religi, serta musik tradisional tongtek. Kemudian dilanjutkan Wayang golek Langkung dan Wayang Kontemporer. Untuk hari Minggu (15/7) pagi, juga dilaksanakan jalan sehat berhadiah. Kemudian lomba mewarnai PAUD/TK dan workshop manajemen organisasi. Ikut memeriahkan juga Rumah Baca Ilalang.

Sebagai puncak acara yaitu, kirab tumpeng raksasa yang dilaksanakan pada Senin (16/7) siang. Saat inilah yang ditunggu-tunggu oleh para wisatawan di Jepara, untuk melihat lebih dekat Festival Memeden Gadu. "Tidak ketinggalan juga ada Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGM), pada Selasa (17/7) pagi," kata Didin. 

Sementara Kelapa Desa Kepuk, Nasuka mengatakan, Festival Memeden Gadu ini adalah yang ke-9 dilaksanakan masyarakat Desa Kepuk. Kegiatan ini, sekaligus untuk mempertahankan budaya lokal masyarakat, yang sebagian besar bekerja sebagi petani.

Gadu atau orang-orangan sawah yang dibuat dari jerami ini, selalu ada di tengah masyarakat saat musim panen tiba. Gadu sengaja dibuat petani untuk mengusir burung-burung kecil yang hendak merusak bulir dan tanaman padi yang ada di sawah mereka. "Orang jawa harus mengenal memeden Gadu. Keterlaluan jika tidak mengetahui sama sekali," kata Nasuka.

Tahun ini, masyarakat lebih kreatif, karena banyak karya dibuat dari bahan dasar jerami. Tidak hanya terpaku pada orang-orangan sawah, mereka juga membuat dua buah Gadu raksasa lengkap dengan bajak sawahnya. Selain itu juga burung dan kerbau raksasa menjadi perhatian warga. (DiskominfoJpr/Dian/TR).