:
Oleh MC KAB JEPARA, Kamis, 31 Mei 2018 | 12:52 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 619
Jepara, InfoPublik - Memasuki akhir bulan Mei, para petani garam di Kabupaten Jepara mulai melakukan aktifitas produksi garam. Sebagian besar lahan tambak yang selama ini dibiarkan nganggur, kini sudah mulai digarap. Hal ini sebagaimana terlihat di lokasi tambak garam di Kecamatan Kedung, pada Selasa Siang (29/5). Belasan petani garam, mulai mempersiapkan tambaknya untuk mengolah garam.
Salah satu pegaram, Mukodi (62), warga RT 02 Rw 01 Desa Bulak Baru Kecamatan Kedung, berharap minggu ini, lahan sudah siap sehingga segera bisa dipergunakan untuk produksi.
Mukodi mengaku, sebenarnya sudah mulai produksi garam sejak awal bulan Ramadhan, hanya saja karena masih beberapa kali turun hujan membuat produksinya tidak maksimal.” Awal puasa lalu sebenarnya sudah sempat produksi dan sudah jadi tiga tombong. Karena hujan masih turun sehingga tidak maksimal dan ini mengawali lagi untuk membuat garam," katanya.
Untuk bisa panen garam putih, dibutuhkan waktu sekitar satu Minggu kedepan. Dengan catatan, tidak terjadi hujan. Ia mengaku saat ini harga garam masih berkisar Rp. 180 ribu per tombong. Hal ini lantaran stok garam belum banyak. Stok yang ada merupakan timbunan panen tahun lalu. Dirinya memperkirakan puncak panen garam akan terjadi pada bulan Agustus mendatang. "Puncaknya nanti bulan Agustus, dan saat itu harganya tentu turun karena stoknya banyak. Tetapi, kami berharap harganya tetap diatas seratus ribu per tombong," harapnya.
Seperti diketahui, harga garam di Jepara tahun lalu menembus angka tersebut dalam sejarah. Tahun 2017, harga garam kwalitas satu mencapai harga Rp.2.300/Kilogram. Harga garam saat itu, jauh melebihi harga garam tertinggi yang sempat terjadi yakni berkisar Rp.700/Kilogram. Tahun ini, petani garam di Jepara berharap harga garam tetap tinggi sehingga perekonomiannya dapat meningkat (DiskominfoJpr/Dian/eyv).