:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Rabu, 23 Mei 2018 | 11:27 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 469
Semarang, InfoPublik - Sebanyak 150 santri dari 15 Pesantren yang ada di Jawa Tengah mendapat pelatihan jurnalistik dan penulisan, Senin (21/5/2018) di Universitas Negeri Semarang. Melalui Gerakan Santri Menulis itu, Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk mencegah penyebaran berita bohong atau hoaks.
"Kalau dari data Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika, red) disebutkan bahwa per tahun kurang lebih ada 800 ribu berita hoaks yang terpublikasi dan menyebar ke masyarakat, ini tentu saja menjadi sebuah hal buruk yang harus disikapi bersama-sama", tutur Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat membuka kegiatan pelatihan.
Ditambahkannya, materi terkait teknik jurnalistik, hingga praktik menulis artikel. "Melalui Gerakan Santri Menulis ini, para santri dibekali pengetahuan jurnalistik untuk bisa mengontrol bersama berita-berita yang menyebar di masyarakat, apakah itu hoaks atau tidak,"jelasnya.
Melalui Gerakan Santri Menulis ini juga diharapkan para santri dapat memiliki bekal yang cukup jika ingin mengembangkan bakat dalam dunia jurnalistik.
Selain di Kota Semarang, Gerakan Santri Menulis ini juga akan diselenggarakan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Direncanakan setelah dibuka di Kota Semarang, total ada 14 kota/kabupaten lainnya di Jawa Tengah yang akan menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan pelatihan jurnalistik bagi para santri itu. Secara khusus, tempat penyelenggaraan kegiatan dalam setiap kota/kabupaten akan dipusatkan di perguruan tinggi dan pondok pesantrean yang ada di masing-masing wilayah.
Wali Kota Hendi menuturkan melalui Gerakan Santri Menulis, para santri juga didorong untuk mampu aktif menulis artikel-artikel yang mampu memiliki dampak positif di masyarakat. "Hari ini juga bertepatan dengan 20 tahun peringatan reformasi, dimana pasca reformasi kita memasuki era kebebasan berpendapat yang harus dapat aktif dimanfaatkan secara positif", tuturnya.
Apalagi, katanya, saat ini setiap orang dapat mempublikasikan karya jurnalistik sendiri secara online dengan perkembangan teknologi informasi. "Yang harus dipastikan adalah bagaimana keuntungan ini dipergunakan dalam koridor yang benar," tegasnya. (MCSemarang/Vira)