:
Oleh MC KAB JEPARA, Senin, 26 Maret 2018 | 09:49 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 1K
Jakarta, InfoPublik - Dramatari Brandal Raseno, yang ditampilkan para seniman Jepara, tampil memukau dihadapan ratusan pengunjung Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, pada Sabtu (24/3), malam. Pagelaran yang diprakarsai oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) ini, menghadirkan para utusan Duta Besar (Dubes) negara-negara sahabat, seperti Dubes Irak, Libanon, Suriname, Polandia, Libya, Srilanka, dan beberapa negara lainnya.
Kegiatan diawali pemaparan potensi wisata, oleh Wakil Bupati Jepara Dian Kristiandi, dengan didampingi Sekda Jepara Sholih, Kepala Disparbud Jepara Basuki Wijayanto, dan para pejabat terkait. Kemudian dilanjutkan dengan dinner bersama Dubes, dengan diiringi pertunjukan fashion show Batik dan Tenun Jepara.
"Kami juga mengajak para Dubes untuk menikmati kuliner khas Jepara, dan memperkenalkan kerajinan Batik dan Tenun Jepara," kata Dian Kristiandi.
Usai menikmati santap malam, para Dubes disuguhkan Dramatari "Brandal Rasno", yang dimainkan sekitar 40 seniman Jepara. Para dubes juga diajak menari bersama di penghujung acara.
Sutradara sekaligus pemeran Raseno, Didin Ardiansyah mengatakan, dramatari "Brandal Raseno", diangkat dari kisah nyata gembong perampok di wilayah Jepara bagian utara, usai perang kemerdekaan tahun 1951.
"Ini baru pertama kalinya, ditampilkan dalam pementasan kesenian," ungkap Didin.
Brandal Raseno ini, merupakan kisah tokoh gembong rampok yang sakti mandraguna, dan ditakuti oleh para saudagar kaya. Namun sebagian hasil kejahatannya, diberikan kepada rakyak kecil. Ia juga dikenal sayang kepada ibunya.
Diceritakan, Raseno merampok saudagar kaya yang kikir dengan cara brutal. Ia juga membawa lari anak gadis saudagar kaya tersebut. Kemudian berpesta bersama dengan para pengikutnya. Hal ini membuat petinggi Desa Guyangan resah dan melaporkan kepada sang ibu.
Rasenopun murka, dan membuat keadaan menjadi semakin mencekam. Ia membuat kegaduhan disana-sini. Kemudian, petinggi mengutus pendekar sakti yang baru turun dadi Lereng Gunung Muria untuk menumpas kejahatan Raseno, namun ia gagal menumpas Raseno karena kesaktiannya.
Petinggi, kemudian melaporkan kepada Wedana Bangsri dan meminta bantuan Polisi atau Mubrik untuk menumpas Raseno. Meski dihujani peluru, Raseno masih bisa memberi perlawanan dan bertahan hidup. Peluru itu, baru bisa menembus dada Raseno setelah sang Ibu mencabut kesaktian Raseno, yang diberikan melalui kalung jimat sejak lahir. Setelah itu, Raseno baru bisa tewas ditembus peluru.
"Pesan yang ingin disampaikan dalam cerita ini, yaitu kebaikan yang terbungkus oleh keburukan akan tetap menjadi sebuah keburukan. Walaupun tokoh Raseno ini, menjadi pahlawan bagi pengikutnya. Namun ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya," kata Didin.
Deni Anggoro, salah satu pemeran dramatari mengaku bangga, bisa tampil dihadapan tamu khususnya para dubes negara sahabat. "Sebelumnya, saya pernah tampil dalam acara kesenian, namun suasananya sangat berbeda," kata dia. (Diskominfojepara/dian/Noor)