:
Oleh MC KAB JEPARA, Senin, 26 Maret 2018 | 08:27 WIB - Redaktur: Kusnadi - 3K
Jepara, InfoPublik - Sebagai media untuk menilai pertanggung jawaban pengurus selama 5 tahun masa kerja, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Jepara melaksanakan Musyawarah Kabupaten (Mukab) ke 4, dengan mengangkat tema mendorong kreatifitas, inovasi danproduktifitas dunia usaha dalam meningkatkan daya saing di Pasar global. Bertempat di Pendapa Kabupaten Jepara, Jum’at, (23/3).
Ketua Caretaker Kadin Jepara, Anas Arbaani, mengatakan, Mukab Kadin merupakan media untuk mengevaluasi keberhasilan dan kekurangan kepengurusan lama, sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan-perbaikan program kerja, selain itu, sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT) Kadin, kegiatan ini juga mengagendakan pemilihan pengurus periode 2017-2022, “syarat-syarat umum menjadi calon ketua umum Kadin kabupaten minimal memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) selama 2 tahun berturut-turut tidak putus, sedangkangkan anggota Mukab sebanyak 150 peserta,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jepara, Trisno Santoso, dalam sambutannya mengatakan, Selama 2 tahun terakhir pertumbuhan industri di Kabupaten Jepara mengalami kenaikan, yaitu 0,38 persen. Tahun 2016 Jepara memiliki 19.390 industri, dan tahun 2017 mengalami kenaikan menjadi 19.464 industri.
Pertumbuhan yang positif ini berkolerasi pada besaran kontribusi sektor industri terhadap PDRB, yaitu dari 25,18 persen. Sedangkan di sektor perdagangan, keberhasilan ditunjukkan melalui kenaikan nilai ekspor dari 219,87 juta dolar AS pada tahun 2016, menjadi 278,89 juta dolar AS pada tahun 2017, dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar 13,49 persen, “tren pertumbuhan yang positif ini semoga dapat disambut dengan membina dan mengembangkan kerjasama sinergistik yang seimbang dan selaras, baik sektoral maupun nons ektoral,” katanya.
Sejak 5 tahun terakhir, Jepara mengalami perkembangan investasi yang sangat besar, yaitu dengan ditandai tumbuhnya industri padat karya di Batealit, Pecangaan, dan Mayong. Dengan adanya pembangunan pabrik ini tentu membawa dampak positif terhadap peyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi lokal dan dampak berganda lainnya.
Meskipun sebagian pihak ada yang menilai bahwa petumbuhan pabrik bisa mengancam pertumbuhan industri mebel dan ukiran yang telah menjadi trademark Kabupaten Jepara, namun berdasrkan surve dilapangan, ternyata tenaga kerja yang ada di pabrik banyak diisi dari lulusan-lulusan baru dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sedrajat, “memang ada yang beberapa tenaga kerja pindahan dari tenaga mebel, tetapi mereka baru sebatas mencoba dan ketika tidak cocok akan keluar, karena pola kerja di perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan mebel, khususnya UMKM mebel yang lebih luwes bisa sambil mendengarkan musik,” imbuhnya
Mengakhiri sambutannya, Trisno mengajak anggota Kadin untuk bekerjasama memperkecil dampak negatif pertumbuhan pabrik-parik baru, hal ini akan lebih arif dan bijaksana dari pada sekedar apriori atau bahkan menolak investasi tanpa memberikan solusi, “setiap pembangunan tentu ada dampaknya, baik itu positif maupun negatif, kondisinya sangat dilematis, karena pemerintah daerah ingin mengurangi angka pengangguran,” tandasnya. (DiskominfoJepara/Sofi'in/Kus)