:
Oleh MC KAB JEPARA, Kamis, 22 Maret 2018 | 09:38 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 576
Jepara, InfoPublik - Kearifan lokal dinilai efektif untuk merawan perdamaian. Kearifan budaya lokal menjadi pintu masuk yang efektif agar perbedaan agama, suku, ras, dan beragam latar belakang yang ada di masyarakat tidak menjadi masalah, namun bisa diolah menjadi berkah.
Hal ini terungkap saat diskusi "Merawat Benih Damai Melalui Budaya Lokal" yang digelar Forum Silaturahim Untuk Perdamaian (Forsup), di RM Lumintu, Senin Siang (18/3).
Budayawan Jepara, Hadi Priyanto mengatakan kearifan budaya lokal bisa menjadi media tanam yang efektif bagi tumbuh dan berkembangnya spirit perdamaian di tengah masyarakat. Seni budaya lokal juga menjadi daya tarik bagi anak anak untuk memahami dan menerima perbedaan. "Metodenya bisa melalui dongeng, pentas seni dan seni budaya lokal lainnya," kata Hadi.
Hadi yang juga Ketua Yayasan Kartini Indonesia, menyampaikan aktivitas menumbuhkembangkan dan merawat perdamaian memang butuh waktu lama. Oleh karena itu, semangat itu harus terus disuarakan lewat berbagai cara dan sarana. Salah satu sarana yang bisa dipilih yakni dengan memaksimalkan media sosial untuk menyebarluaskan pesan universal ini kepada seluruh anak bangsa.
Aktivis perempuan di Jepara, Hindun Anisah mengatakan anak anak harus dibimbing untuk mengembangkan perdamaian. Agar hasilnya maksimal, perempuan juga harus dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang concern dengan isu-isu perdamaian. "Perempuan dapat menjadi agen dalam membangun perdamaian," terangnya.
Perwakilan komunitas Hindu, Ninik Anggraeni sepakat dengan usulan itu. Srikandi perdamaian Jepara bisa dibentuk untuk menyokong kiprah perempuan menyemai dan merawat perdamaian tersebut.
Pendeta Danang Kristiawan mengatakan perdamaian tidak akan terwujud tanpa keadilan. Sebab damai adalah menghadirkan eksistensi manusia dan keadilan. "Perdamaian adalah pengakuan atas perbedaan. Jadi perbedaan itu harus dirayakan,"ujarnya.
Dukungan agar forum silaturahim ini terus dikembangkan juga muncul dari akademisi Unisnu Nurohman Fauzan dan Maswan, Lilo Sunaryo, Suharno, Maswan, Widodo Basuki Rahajo, Danang Kurniawan, Iskak Wijaya dan Mujiono. Juga tokoh lintas agama, Islam, Kristen, Budha, Hindu, Penghayat, seniman, politisi, guru dan pengelola rumah baca. (Diskominfojepara@dian/eyv)