Senyum Lebih Baik dari Perang

:


Oleh MC PROV JAWA TENGAH, Selasa, 13 Maret 2018 | 09:45 WIB - Redaktur: Kusnadi - 540


Surakarta, InfoPublik – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Krida Baraya kepada Wakil Presiden Dr Drs Muhammad Jusuf Kalla. Penghargaan itu diberikan atas kepeloporan Wapres yang luar biasa dalam bidang sosial kemanusiaan.

Award tertinggi UNS tersebut diserahkan Rektor UNS Prof Dr Ravik Karsidi MS kepada Wapres Jusuf Kalla dalam Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-42 UNS, Senin (12/3).

Saat memberikan sambutan, rektor menyampaikan beberapa kepeloporan bidang sosial kemanusiaan yang dilakukan wapres adalah ketokohan dalam upaya perdamaian, ketokohan dan kepeloporan dalam organisasi PMI baik di dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu juga ketokohan dalam kerukunan umat beragama serta kegiatan sosial lainnya selama menjabat sebagai Menkokesra (2001-2004) dan Wapres.

“Kemampuan Pak Jusuf Kalla dalam menciptakan ruang perdamaian di beberapa konflik, baik dalam negeri dan luar negeri, sudah tidak diragukan lagi. Dalam mengatasi konflik horisontal, beliau selalu memilih jalan damai dengan cara memahami duduk perkara dan pemicu konflik, yaitu melalui dialog dan senyum. Bagi beliau, senyum lebih baik daripada perang,” beber Ravik.

Di samping itu, prinsip Wapres yang bisa menjadi teladan adalah  berusaha mengalah. Sebab mengalah adalah harga mahal yang menjadi jalan besar menuju perdamaian.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP mewakili Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi berpendapat, Wapres Jusuf Kalla memang layak mendapat penghargaan tersebut, karena sudah berbuat banyak di bidang sosial kemanusiaan. Sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Wapres Jusuf Kalla selalu sigap dalam bertindak ketika terjadi bencana. Selain itu, Wapres juga menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia dan menjadi juru damai yang ulung untuk berbagai konflik sosial di Indonesia.

“Beliau banyak memiliki jasa dalam perundingan damai di Aceh, Poso dan Maluku, bahkan sampai ke luar negeri. Ketokohan Bapak Yusuf Kalla sebagai seorang Wakil Presiden juga sudah tidak diragukan lagi,” terang Ketua Forsesdasi itu.

Wapres Jusuf Kalla menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang telah diberikan. Bagi dia, bekerja di bidang kemanusiaan adalah amanah bagi setiap manusia dan tidak ada pekerjaan kemanusiaan yang sia-sia. JK kemudian menceritakan pengalamannya sepulang dari Afghanistan.

“Saya minggu lalu baru kembali dari Afghanistan. Saya merasa bersyukur kepada Allah SWT tinggal di Indonesia yang (masyarakatnya) punya perbedaan tapi punya rasa persatuan luar biasa. Ada harmoni. Kita tentu sedih melihat Afghanistan, Syiria, Yaman dan negara-negara di Timur Tengah yang mengalami konflik luar biasa,” bebernya.

Jusuf Kalla menuturkan, di negara Timur Tengah yang berkonflik, masyarakatnya mesti bersembunyi di balik-balik tembok beton yang tingginya lima meter. Pejabatnya juga selalu mendapat pengawalan yang banyak dan ekstra ketat.

Apa arti kehidupan jika masyarakatnya tidak pernah mendapatkan rasa damai dan aman. Padahal sebagai makhluk ciptaan Tuhan membutuhkan rasa itu. Ditambahkan, persoalan lain yang muncul ketika negara berkonflik adalah sulit mencapai kemajuan. Tidak akan ada kemajuan ekonomi dan kemakmuran tanpa kedamaian.

Jusuf Kalla juga menuturkan, sebagian besar konflik yang terjadi dipicu oleh rasa ketidakadilan. Karenanya, semua pemimpin dituntut mampu menciptakan keadilan bersama tokoh agama dan masyarakat.

“Tentu kita harus ikut menyelesaikan. Sebagai negara yang punya penduduk muslim terbesar, tentu harus punya peran dalam perdamaian dunia. Di samping itu, dalam konstitusi kita, mewajibkan kita menjaga dan ikut serta dalam perdamaian dunia,” katanya.

Bagaimana menciptakan perdamaian dunia? Menurut JK, caranya dengan memberikan maaf, meskipun bukan berarti melupakan.

“Memberikan forgive for all, memaafkan kepada semua, walaupun tidak bisa kita lupakan. Forgive not forget seperti yang disampaikan Nelson Mandela. Itu bagian dari cara mendapatkan keadilan dan juga menyadarkan kepada kemanusiaan. Berbuat baik untuk kemanusiaan didasari keikhlasan. Pekerjaan kemanusiaan bukanlah pekerjaan cuma-cuma,” ajaknya.(MC Prov Jateng/Kus)