:
Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Jumat, 2 Maret 2018 | 10:33 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 515
Semarang, InfoPublik – Promosi merupakan faktor penting yang wajib diperhatikan pelaku usaha dalam pengembangan bisnis. Mereka dituntut kreatif memromosikan produknya agar mampu mendongkrak penjualan.
“Promosi adalah hal yang sangat penting. Meski produknya biasa-biasa saja, omsetnya bisa luar biasa kalau promosi dikelola secara baik. Sebaliknya, apabila produk bagus, tetapi promosinya kurang, omsetnya juga akan berkurang atau bisa melempem,” terang Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP saat meresmikan Finance & UMKM Expo Ke-7 di Atrium Ciputra Mal, Kamis (1/3).
Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng itu kemudian menceritakan promosi jitu yang dilakukan di Sri Lanka untuk menggaet wisatawan. Mereka memromosikan “buah sejuta duri” kepada para pelancong.
“Saya pernah ke Sri Lanka. Di sana katanya ada ‘buah sejuta duri’. Ketika sudah sampai di sana, ternyata buah itu adalah nangka. Kalau nangka di sini juga banyak. Tetapi itu berkat promosi yang luar biasa, sehingga banyak pengunjung yang penasaran,” ujarnya.
Sri Puryono menegaskan, ketika pelaku UMKM memromosikan produk, mereka pun harus siap bersaing dengan kompetitor bisnisnya. Untuk itu, mereka mesti menerapkan 3K, yaitu siap secara kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas produk. Ketika pasar semakin terbuka lebar, pelaku UMKM dituntut untuk memastikan produknya berkualitas dan siap kirim sesuai jumlah pesanan konsumen.
“Kalau bisa merawat kualitas produk, kreativitas dan inovasi dibarengi dengan kecepatan pelayanan, maka akan semakin baik usaha kita. Pengembangan UMKM juga harus memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Kecanggihan teknologi saat ini memungkinkan pelaku UMKM untuk memperluas akses pasar melalui perdagangan online,” sarannya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Keuangan, Pasar Modal dan Perpajakan Kadin Jateng Pujiono menjelaskan, omset pameran lembaga keuangan dan UMKM selama tujuh tahun menunjukkan tren positif karena transaksinya terus meningkat.
“Omset mencapai Rp 10 miliar – Rp 15 miliar bagi lembaga keuangan dan Rp 1 miliar – Rp 2 miliar bagi pelaku UMKM. Kami berharap pada pameran selanjutnya terus meningkat, minimal 10 persen peningkatannya dari tahun sebelumnya,” jelasnya.
Pujiono menambahkan, pameran yang diprakarsai Kadin Jateng itu, bertujuan untuk mengembangkan industri berbasis budaya dan kearifan lokal. Seperti promosi UMKM batik dan produk lokal lainnya. Pameran kali ini diikuti oleh 48 stan, meliputi 36 stan UMKM unggulan dari kabupaten/kota se-Jateng dan 12 stan lembaga keuangan.
“Pameran tersebut diharapkan dapat memfasilitasi dunia usaha agar lebih paham dan mudah memperoleh akses permodalan, paham mengenai asuransi dan bursa saham serta investasi. Selain itu, pelaku UMKM juga dapat memromosikan inovasi produknya dan kesempatan meningkatkan daya saing produk,” pungkasnya. (MC Jateng/Noor)