:
Oleh MC Prov Bangka Belitung, Selasa, 27 Februari 2018 | 08:48 WIB - Redaktur: Kusnadi - 394
Pangkalpinang, InfoPublik - Brainstorming Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman memicu semangat penyuluh. Diharapkan penyuluh antar sektor bersinergi, jangan terpecah-pecah. Penyuluh pertanian harus tahu mengenai proses penanaman lada. Tak hanya itu, mengenai kondisi tanah juga harus diketahui, sehingga penyuluh bisa memberikan solusi ketika tanaman lada diserang penyakit.
Gubernur Erzaldi mengatakan, keberadaan lada Bangka Belitung harus dipertahankan, sebab selama ini lada Babel sudah banyak dicampur dengan lada dari daerah lain. Lada dari daerah lain memanfaatkan pedas lada Babel. Untuk itu semua PPL harus bersinergi, baik itu PPL pertanian maupun PPL di dinas lainnya.
"Jangan sampai PPL tidak menguasai ilmunya dikarenakan tidak lagi turun ke lapangan. Padahal, namanya PPL harus berada di lapangan," tegas Gubernur saat Rakor Penyuluh Lapangan se Bangka Belitung, di Ruang Pertemuan Pasir Padi, Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Senin (26/2).
Lebih jauh ia menjelaskan, PPL juga harus tahu tugasnya secara umum. Selain ilmu bercocok tanam, setidaknya mengerti mengenai cara memotivasi masyarakat petani. Cara yang dapat dilakukan yakni, melakukan pertemuan dengan petani di saat-saat santai. Waktu memberikan motivasi tersebut bisa sambil makan siang.
Namun Gubernur menyarankan penyuluh membawa makanan sendiri, sehingga tidak memberatkan petani. Jika perlu membawa makanan lebih banyak, agar petani juga bisa merasakan makanan yang dibawa PPL. Selain melaksanakan tugas sebagai PPL, penyuluh bisa bersedekah memberikan lauk, makanan kepada petani.
"Saya pernah diundang petani untuk makan siang. Kita makan di kebun tersebut dimanfaatkan petani untuk bercerita. Ternyata hampir sebagian tanaman ladanya mati karena terserang penyakit. Ini membuat saya prihatin dan sejak saat itu saya ingin membantu petani lada," paparnya.
Kejadian di lapangan selama ini, petani menanam lada masih menggunakan bibit lada stek. Gubernur menjelaskan, ironisnya bibit yang distek tersebut dari tanaman yang sudah sakit. Sehingga ketika bibit tumbuh, lalu tumbuh berkembang menjadi besar terserang penyakit. Ke depan pola seperti itu harus ditinggalkan, petani harus menggunakan bibit unggul ketika mulai berkebun.
Untuk PPL perindag, pesan Gubernur agar mengerti mengenai kualitas produk, kemasan hingga pemasaran. Inilah dikatakan sinergi antar penyuluh, baik itu penyuluh pertanian hingga penyuluh di perindag. Semua harus mengetahui mengenai resi gudang, agar program ini mendapatkan penilaian baik dan bermanfaat di semua kalangan.
"Selain itu pengusaha di bidang pertanian juga harus memberikan manfaat bagi masyarakat. Caranya, memelihara sapi dan nanti sapi itu dijual ke masyarakat dengan harga maksimal Rp40 ribu per kilogram," tegasnya. (MC ProvBabel/Huzari/Adi/Kus)