:
Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Kamis, 15 Februari 2018 | 11:06 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 459
Salatiga, InfoPublik – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meminta pengawasan stok beras lebih tersistem. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran data stok beras, yang mendekati valid.
Ditambahkan, peningkatan pengawasan stok beras tak hanya dilakukan di gudang Bulog. Namun, sebisa mungkin juga melakukan pemantauan di tempat penyimpanan beras, seperti rice mill yang terhitung besar.
“Kalau kita mau melihat stok beras kita itu ada di mana, selain Bulog? Siapa sih yang menyimpan beras kita? Di rice mill barangkali. Berapa jumlah rice mill di Jawa Tengah? Kalau rata-rata setiap desa tiga rice mill, berarti kita menghitung 7.890 desa kali jumlah rice mill yang ada. Sedikit sekali kalau kita bicara disistemkan,” kata Gubernur Jateng saat membuka Rakor Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa Tengah bertema “Penguatan Ketahanan Pangan Jawa Tengah Melalui Integrasi Informasi Komoditas di Hulu dan Hilir” di Salatiga, Selasa (13/2).
Untuk yang melakukan input data, terang Ganjar, bisa meminta bantuan penyuluh atau pemilik rice mill. Tetapi, memang perlu kedisiplinan. Dia yakin, kalau 60 persen saja yang disiplin menginput, pasti akan mendapat gambaran data stok beras mendekati valid.
“Mungkin Bu Yuni (Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan, red), kita titip, apakah eragano yang kemarin paparan ke kita bisa kita titipi untuk membaca stok. Saya sampaikan kepada Bapak/ Ibu agar kita betul-betul peduli pada inflasi. Atau, dilekatkan pada SiHati (sistem informasi harga komoditi). Satu poin lagi, katakan rice mill sudah menjadi generasi keempat,” papar dia.
Apabila rice mill sudah masuk ke dalam sistem, Ganjar berpendapat, pemerintah bisa menghitung peredaran beras dan memastikan stok pangan. Selain itu juga mengantisipasi meningkatnya harga beras yang bisa berpengaruh terhadap inflasi. (MCJateng/ELVIRA)