Gerakkan Generasi Muda Menjadi Pelopor Penanganan Bencana

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Selasa, 13 Februari 2018 | 11:19 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 389


Semarang, InfoPublik – Meningkatnya intensitas cuaca ekstrim yang melanda Jawa Tengah harus diwaspadai. Karenanya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) se-Jateng meningkatkan sinergitas penanggulangan bencana agar kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dapat lebih ditingkatkan.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mengatakan sinergi BPBD dengan kelompok-kelompok peduli bencana memang sangat dibutuhkan, mengingat Pemprov Jateng dipercaya secara nasional untuk mendorong dan membentuk desa-desa tangguh bencana yang tersistem pada tahun depan. Untuk itu dibutuhkan partisipasi dari banyak pihak agar dapat mengedukasi masyarakat dan menciptakan kepedulian terhadap lingkungan masing-masing.

“Pola-pola yang dimiliki di Jawa Tengah ini khas. Kami sekarang mendorong, memrogramkan dan akan menyistemisasi pembentukan desa-desa tangguh bencana,” katanya, pada kegiatan Sinergitas Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Jawa Tengah, di Kantor BPBD Provinsi Jawa Tengah, Senin (12/2).

Ganjar berharap dengan adanya banyak desa tangguh bencana yang dibentuk, kepedulian terhadap kondisi alam semakin lebih baik. Sehingga masyarakat dapat melakukan mitigasi di daerah masing-masing.

Dia juga meminta BPBD dan PMI untuk ikut menggerakkan kaum generasi muda seperti PMR dan Pramuka untuk terlibat aktif dan menjadi pelopor dalam setiap aktivitas penanganan bencana. Kearifan lokal dalam penanggulangan bencana harus lebih didorong dan ditanamkan kembali agar nantinya akan lebih banyak masyarakat yang dapat diselamatkan.

“Pengalaman penanganan bencana dengan karakter yang berbeda-beda dan lokalitas kearifan lokal yang berbeda-beda saya minta diceritakan, ditulis, dan di-share agar bisa menjadi tambahan ilmu dalam penanganan bencana,” ujarnya.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Jateng Sarwa Pramana mengatakan kegiatan sinergitas itu diikuti 300 peserta yang terdiri dari perwakilan SKPD, kepala markas, dan sukarelawan PMI se-Jateng. Bagaimana pun sinergitas keduanya memiliki peran penting dalam penanganan darurat kebencanaan, karena PMI memiliki kapasitas yang baik dalam melakukan tanggap darurat bencana yang tidak kalah dari BPBD.

“PMI sudah ahli dalam pendataan untuk penanggulangan bencana yang menjadi dasar dalam rencana operasi. Sehingga saat terjadi bencana, bantuan yang diberikan akan sesuai dengan yang dibutuhkan,”ujarnya. (MC.Jateng/Eyv)