:
Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Rabu, 7 Februari 2018 | 17:11 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 540
Semarang, InfoPublik – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para calon Kepala Daerah yang akan bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018, dapat bergandengan tangan sebagai wujud demokrasi dan meredam suhu politik yang panas.
“Ayo kita redam bareng-bareng. Antar lawan bisa senyum, bergandeng tangan. Meski itu terlihat di permukaan, tapi penting untuk ditampilkan agar pengikutnya nanti tidak begitu geregetan. Kompor kalau sudah meleduk repot. Sebelum meleduk, kita sampaikan,” ajak Gubernur saat Rapat Koordinasi Forum Pimpinan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah dengan Tema Menjaga Kondusivitas Daerah dalam rangka Pilgub dan Pilkada 2018, Senin (5/2) di Crowne Hotel Semarang.
Jawa Tengah sendiri dikatakan Ganjar sering dijadikan ukuran proses politik yang aman dan tenteram sehingga dirinya meminta hal itu terus dipertahankan dengan pemangku kepentingan mampu menjalankan perannya masing-masing dengan baik.
“Peran KPU, Bawaslu, Panwas sebagai penyelenggara bisa memberi penjelasan-penjelasan yang baik terkait teknis pelaksanaan pemilu. TNI, Polri, Kejaksaan saya kira juga akan mengawal di level masing-masing, termasuk di kabupaten atau kota. Maka hari ini teman-teman dari Kejari, Kapolres, Dandim juga hadir. Tokoh masyarakat, tokoh agama juga hadir, mudah-mudahan bisa memberikan sosialisasi,” ujarnya.
Partai Politik sebagai pengusung calon dan pendukung, lanjut Ganjar, diharapkan bisa mendorong kandidatnya agar masing-masing dapat menyampaikan sosialisasi program. Menyampaikan basis program, menurutnya, lebih penting daripada berkegiatan dengan cara yang negatif, yang rentan menimbulkan fitnah.
“Tidak mudah bagi kita bisa mengontrol dan masing-masing bisa bertanggung jawab akan manfaat sosial media yang seharusnya bisa digunakan untuk hal yang positif. Maka kepolisian sudah punya divisi cyber crime yang mudah-mudahan nanti juga ikut mengedukasi, menjaga, terakhir mungkin menindak. Sehingga hoax, fitnah, tidak bisa begitu saja disampaikan,” katanya.
Saat yang sama Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Tengah, Muhadjir MA meminta tokoh agama dan tokoh masyarakat diharapkan bisa berperan sebagai penyejuk sekaligus mediator ketika ada ketegangan dalam proses pilkada. Maka, syarat pertama sebagai mediator, tokoh agama dan tokoh masyarakat harus bisa memosisikan diri bukan sebagai “pemain”
“Syarat kedua, tokoh agama dan tokoh masyarakat, meminjam istilah kedokteran, perlu memahami pragnosis yaitu memahami persoalan, dan diagnosis yaitu mengurai dari gejala persoalan, termasuk jawaban alternatifnta dan terakhir terapi, yaitu memberi solusi atas persoalan,” ujarnya. (MC. Provinsi Jateng/TR)