:
Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Rabu, 7 Februari 2018 | 15:37 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 453
Semarang, InfoPublik – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mendorong sektor peternakan memiliki sistem data ternak yang baik sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan yang mendukung terwujudnya kedaulatan pangan.
“Saya berpesan kira-kira kita bisa tidak ya membuat sistem informasi ternak. Di tempat kita ada berapa, ternak apa, punya siapa, ada dimana, usianya berapa kondisinya seperti apa,” katanya saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah di Hotel Pandanaran, Semarang, Senin (5/2).
Data dan jumlah riil ternak yang ada di Jawa Tengah sekaligus penyebarannya, kata Ganjar akan memudahkan pemerintah mengambil kebijakan yang dapat mendorong dan meningkatkan pertumbuhan sektor peternakan.
“Kalau sistemnya kuat maka dalam peternakan bisa kita dorong cukup untuk kita sendiri, atau digenjot untuk menyuplai di tempat lain. Kalau kedua iya, maka saya berkewajiban untuk merintis perdagangan antar daerah,” ujarnya.
Ganjar mengatakan potensi peternakan di Jawa Tengah saat ini sangat bagu, salah satunya terlihat dari pelaksanaan Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) pada 2017 yang berhasil memperoleh peringkat satu nasional dengan realisasi 658.179 ekor akseptor sapi. Dengan begitu, jika dibandingkan target 514.984 ekor akseptor sapi, capaiannya mencapai 127,81 persen.
Tidak hanya itu, populasi kambing dan ayam buras Jateng juga menempati urutan pertama tingkat nasional dengan jumlah populasi 4.066.654 ekor kambing (22,79 persen) dan 41.976.727 ekor ayam (14,27 persen). Sedangkan untuk populasi sapi potong, sapi perah, dan domba Jateng menduduki peringkat kedua dengan jumlah masing-masing 1,674 juta ekor sapi potong (10,46 persen), 137 ribu ekor sapi perah (25,72 persen), dan 2,340 juta ekor domba (14,9 persen).
Potensi itu, lanjutnya, harus terus ditingkatkan melalui sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/ kota agar dapat mewujudkan kedaulatan pangan. Karenanya, pengembangan sektor peternakan harus diarahkan pada pengembangan peternakan berbasis komoditas unggulan.
Selain untuk mendorong kedaulatan pangan, sektor peternakan juga difokuskan membantu pengentasan kemiskinan dan perbaikan gizi masyarakat Jateng. Bantuan-bantuan ternak kepada masyarakat perlu ditingkatkan agar ternak yang didapat bisa untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau diperdagangkan.
“Mereka bisa beternak untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau mereka beternak untuk berdagang, sehingga bisa mendapatkan penghasilan dan mengentaskan kemiskinan. Namun yang penting kita mesti memastikan betul data dan lain sebagainya, mesti presisi, mesti bener,” ujar Ganjar.
Ganjar berharap Rakornis bisa menjadi media mengeksplorasi berbagai permasalahan yang akan diambil di bidang peternakan, dan memunculkan solusi dan inovasi dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan Jateng. (MC. Jawa Tengah/TR)