:
Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Kamis, 1 Februari 2018 | 15:02 WIB - Redaktur: Kusnadi - 455
Semarang, InfoPublik – Petani maupun pemerintah seringkali kebingungan ketika harga komoditas pangan tiba-tiba naik signifikan ataupun turun tajam. Namun, sebenarnya hal itu bisa diatasi jika ada kerja sama pencatatan data yang baik antara petani dan pemerintah.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, acara Bimbingan Teknis Kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat Tahap Pengembangan 2018 di Hotel Candi Indah, Selasa (30/1).
Dalam hal ini, katanya, petani berperan sebagai pemberi informasi tentang waktu menanam, dan komoditas yang ditanam. Sementara pemerintah berperan mencatat laporan petani.
“Siapa di antara petani di sini yang nggak punya HP sama sekali. Nggak ada tho? Artinya semua punya. Saya bayangkan begini, begitu njenengan nandur komoditas, bisa ora njenengan umpama SMS ke Pak Suryo (Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng, Suryo Banendro), Pak kula Tukijo nandur brambang (bawang merah), kula Bu Waginah nandur lombok. Kalau mau menginfokan, saya bisa membuat aplikasi. Kira-kira nek petani berpartisipasi memasukkan data, gelem apa ora,” tanya gubernur.
Serempak, para petani yang hadir menyatakan mau. Ganjar kemudian menjelaskan maksud dari ajakannya agar petani mau melaporkan. Dengan melaporkan, pemerintah akan punya catatan yang rinci. Berdasarkan data yang masuk, pemerintah antara lain bisa menganalisa, kapan menyiapkan kebutuhan pupuk dan kapan panen.
“Kalau setiap petani lapor, pada saat itu yang saya hitung pertama pemupukan. Kira-kira sekian minggu, di titik-titik ini butuh pupuk. Maka pabrik pupuk taktelepon. Njenengan ning titik-titik iki kudu standby,” tuturnya.
Selanjutnya, ketika akan masa panen, juga sudah diketahui. Dari data yang ada bisa diprediksi berapa volume komoditas yang akan dipanen. Apabila volumenya membludak, bisa disiapkan strategi pangan olahan atau menjalin komunikasi dengan Menteri Perdagangan dan gubernur di provinsi lain.
“Misalnya, Pak Mendag komoditas bawang merah saya mbludak. Tolong kontak para gubernur di mana provinsi yang tidak punya bawang merah. Begitu diketahui, saya bisa segera membuat komitmen dengan gubernur tersebut. Kalau itu bisa dilakukan, harga bisa stabil dan petani dapat untung,” kata dia.(MC Prov Jateng/Kus)