Gubernur Jateng: Bisnis Sapi, Pertarungan Dagang Dunia

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Kamis, 1 Februari 2018 | 17:29 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 369


Surakarta, InfoPublik  – Mahalnya harga pakan ternak seringkali menjadi persoalan yang dikeluhkan oleh peternak sapi. Pasalnya, harga pakan ternak tersebut pada akhirnya tidak sebanding dengan harga jual sapi.

Hal itu dikemukakan oleh salah seorang inseminator asal Kabupaten Wonogiri saat berdialog dengan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP pada acara Pembinaan Inseminator Solo Raya dalam Rangka Menyukseskan Upsus Siwab di Rumah Makan Taman Sari, Senin malam (29/1).

Menanggapi keluhan inseminator tersebut, orang nomor satu di Jawa Tengah itu berpendapat, sebenarnya bisnis ternak sapi adalah salah satu usaha yang sangat menjanjikan. Bahkan, beberapa negara seperti Australia, Argentina, Brazil, dan New Zealand dikenal sukses menjalankan bisnis ternak binatang ruminansia itu.

“Bisnis sapi sebenarnya pertarungan dagang dunia. Kita tahu (kesuksesan) Brazil, Argentina, Australia, New Zealand, India,” terangnya saat menghadiri.

Ganjar menjelaskan, peternak sapi yang serius menjalankan usaha, harus mengalkulasi secara cermat prospek bisnisnya. Berapa kebutuhan pasar, bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan itu, hingga teknologi apa yang tepat untuk memajukan usaha tersebut.

“Ini lho bisnis sapi. Kebutuhan kita segini. Bagaimana cara kita untuk memenuhi? Kalau sapi usia 1,5 atau dua tahun sudah bisa dibuntingi, maka dihitung secara matematika, secara ekonomi. Bagaimana kita menciptakan teknologi-teknologi agar bisnis sapi semakin berkembang. Ini prospek bisnis kita,” jelasnya.

Mantan DPR RI itu tidak memungkiri, bisnis pakan ternak juga memiliki prospek yang menggiurkan karena kebutuhannya pun tinggi. Gagasan untuk membangun BUMD yang menjalankan bisnis pakan ternak dipandangnya sebagai ide menarik.

“Prospek bisnis pakan ternak itu menarik. Dulu saya pernah bicara dengan Pak Sekda Boyolali berapa kira-kira investasinya (untuk bisnis pakan ternak). Sejauh kebutuhannya tinggi, kenapa tidak kita membuat BUMD pakan ternak. Secara bisnis, pakan ternak itu perform-nya luar biasa,” ujarnya.

Kepada para inseminator se-Solo Raya, Ganjar berpesan agar mereka memantau kondisi ternak sapi di lapangan. “Tolong Bapak/Ibu cek betul sapi kita ada berapa, di mana saja, umurnya berapa, yang sudah bunting berapa. Kita mesti disiplin, sapi betina tidak boleh dipotong,” pesannya. (MCJateng/Elvira)