:
Oleh MC Kab. Enrekang, Senin, 20 November 2017 | 09:07 WIB - Redaktur: Kusnadi - 2K
Enrekang, InfoPublik - Ada yang menarik pada pesta adat Maccera Manurung di Desa Pasang, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang.
Sebuah ayunan ekstreem yang disebut maddoa' didirikan warga dengan tinggi sekitar 20 meter.
Ayunan ini terbuat dari bahan sederhana seperti, batang pohon pinang, rotan, bambu dan juga papan.
Tiang penyangganya ada enam batang yang terbuat dari pohon pinang kemudian pada ujungnya saling dikaitkan dengan menggunakan tali rotan sebagai.
Rotan juga digunakan sebagai tali penyangga tempat stand dudukan bagi yang ingin berayun.
Ayunan atau maddoa ini selalu menjadi bahan perhatian warga setempat maupun para pengunjung dari luar daerah.
Para pengunjung juga kerap ikut serta memacu adrenalinya dengan menaiki ayunan tersebut.
Menurut pemangku adat, Parissang (68), maddoa' merupakan hal yang wajib ada dalam perayaan pesta adat.
Itu lantaran ayunan tersebut dianggap merupakan alat permaianan dari 'Tomanurung'."Maddoa' itu harus kita bikin kalau ritual pesta adat, karena ini memang mainan dari para Tomanurung kita," kata Parissang.
Ia menjelaskan, dalam ritual maddoa' harusnya para kaum perempuanlah yang diayun.
Sementara para lelaki bertugas menjadi penarik tali atau biasa disebut dalam bahasa daerah setempat derek.
Meski begitu, para lelaki juga kerap penasaran ingin mencoba sensasi uji nyali di atas ayunan ekstreem tersebut.
"Makna sebenarnya dari 'Maddoa' adalah kerja sama antara laki-laki dan perempuan selain itu juga, ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan Laki-laki harus menjaga kaum perempuan," ujarnya.
Hanya saja, ayunan atau Maddoa' ini hanya dilaksanakan saat pesta adat Maccera Manurung
Sebab usai pelaksanaan ritual pesta adat, ayunan tersebut juga harus segera dibongkar.
Maccera Manurung di Desa Pasang sendiri sebenarnya dilaksanakan tiap tahunnya, hanya saja untuk pelaksanaan akbar seperti saat ini hanya dilaksanakan dua tahun sekali, yaitu pada masa waktu usai musim panen padi.(MC-Enrekang/Kus)