Sumpah Pemuda Dan Deklarasi Sekolah Ramah Anak

:


Oleh MC Kabupaten Bulukumba, Senin, 30 Oktober 2017 | 09:04 WIB - Redaktur: Kusnadi - 904


Bulukumba, InfoPublik - Peringatan Sumpah Pemuda ke-89 tahun 2017, kali ini dirangkaikan dengan Deklarasi Sekolah Ramah Anak di lapangan Pemuda Bulukumba, Sabtu (28/10). Sebanyak 40 sekolah secara simbolis mendeklarasikan diri sebagai sekolah ramah anak.

Sekolah Ramah Anak adalah salah satu indikator untuk mewujudkan Kabupaten Layak Anak. Selain itu, indikator lainnya adalah desa layak anak, kelurahan layak anak, puskesmas ramah anak, dan rumah sakit ramah anak.

Olehnya itu, Bupati AM Sukri Sappewali berharap kepada seluruh elemen pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan aktifitas harus bervisi ramah anak. Ia juga menyayangkan apabila ada anak-anak tidak sekolah gara-gara tidak memiliki administrasi kependudukan, sebagaimana kejadian baru- baru ini di Kecamatan Kindang.

"Tidak ada alasan anak-anak tidak sekolah, kita harus pro aktif mengurusnya jika ada kejadian begitu," pungkas AM Sukri.

Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali selaku Inspektur Upacara membacakan sambutan seragam Menteri Pemuda dan Olah Raga RI. Sebagian dari isi sambutan tersebut, Menpora mengutip sebuah pernyataan dari Presiden Republik Indonesia pertama, Bung Karno, yang pernah menyampaikan:

“Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air.

Tapi ini bukan tujuan akhir,” “Pesan yang disampaikan oleh Bung Karno ini sangat mendalam khususnya bagi generani muda Indonesia. Api sumpah pemuda harus kita ambil dan terus kita nyalakan. Kita harus berani melawan segala bentuk upaya yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Kita harus berani mengatakan bahwa Persatuan Indonesia adalah segala-galanya, jauh di atas persatuan keagamaan, kesukuan, kedaerahan, apalagi golongan,” ucap AM Sukri Sappewali saat membaca sambutan Menpora.

Yang menarik dan menjadi ciri khas di setiap hari sumpah pemuda adalah adanya sekumpulan pemuda pelajar yang memakai kostum baju adat daerah di seluruh nusantara. Para pemuda/pemudi berkostum baju adat ini membentuk formasi lingkaran yang menggelilingi Syamsul Arif dari KNPI Bulukumba, saat membacakan Teks Keputusan Kongres Pemuda Indonesia 1928.

Usai upacara, berbagai penghargaan diserahkan oleh Bupati Bulukumba A.M. Sukri Sappewali. Selain itu ada penyerahan secara simbolis penerima kartu BPJS Mandiri kepada warga.

BPJS Mandiri tersebut merupakan donasi dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank BNI dan Koperasi Simpan Pinjam Berkat. Bank BNI menanggung 50 jiwa sedangkan Koperasi Berkat menanggung 51 jiwa.

Secara keseluruhan acara berlangsung meriah. Hampir semua elemen kabupaten hadir di upacara peringatan ini, diantaranya Wakil Bupati, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Pimpinan dan anggota DPRD, para pejabat eselon II, III dan IV Pemkab Bulukumba, guru, pelajar, mahasiswa, dan perwakilan dari organisasi kemasyarakatan dan organisasi pemuda. (MC Bulukumba/Kus)