27 Desa Di Kab. Karangasem Berada Di KRB Dan 51 Desa Dinyatakan Aman

:


Oleh MC Kabupaten Karangasem, Senin, 2 Oktober 2017 | 08:45 WIB - Redaktur: Tobari - 556


Denpasar, InfoPublik - Jumlah pengungsi tercatat 144.389 orang di 475 titik tapi yang penting kalau dilihat dari pemetaan tingkat kerawanan yang terbaru hanya terdampak pada KRB III, KRB II, dan KRB I sebanyak 27 desa dari 78 desa yang yang terkena dampak jika Gunung Agung meletus.

Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat memimpin Rakor antara Pemerintah Pusat dan Daerah, di Pelabuhan Cruise Tanah Ampo, Kec. Manggis Karangasem, Jum’at (29/9).

Rakor tersebut digelar, dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden RI terkait kesiapsiagaan akan bencana Erupsi Gunung Agung yang difasilitasi Badan Nasional Indonesia (BNPB), bertempat di Posko Komando Siaga Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung, Kec. Manggis Karangasem.

”Untuk itu, dari 78 desa yang ada, 51 desa di Kab. Karangasem dinyatakan aman, perkiraan kita masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) I, II dan III hanya kisaran 70.000 orang. Dari 78 desa di Karangasem, hanya 27 desa yang terkena dampak jika Gunung Agung meletus,” ujarnya.

Dikatakan, tidak ada alasan bagi desa aman bencana untuk ikut mengungsi, ini jadi beban, yang pertama beban bagi yang menerima dan juga bagi yang meninggalkan rumahnya.

Ini akan disosialisasikan oleh Bupati-Bupati yang lainnya, agar segera membuat kartu identitas pengungsi dengan menjelaskan nama, umur, desa asal dan jumlah anggota keluarganya.

“Untuk itu, dalam rangka rekonsiliasi yang paling utama adalah validasi data pengungsi itu, mudah-mudahan kita bisa menyelesaikan dengan kurun waktu sekitar satu minggu ke depan. Dan kita akan fasilitasi untuk mereka warga masyarakat zona aman untuk pulang ke desa desa tersebut,” kata Gubernur.

Mengenai ke-27 desa terdampak pada kawasan rawan bencana (KRB) itu akan ditampung di Balai Banjar-Balai Banjar yang berada di Kab. Karangasem pada zona aman.

Kita harapkan kepada Kelian Banjar Dinas dan Kepala Desa agar mempersiapkan diri menerima warga masyarakat yang berasal dari 27 desa. Hanya 27 desa yang sah menjadi pengungsi, sehingga kita tahu akan permasalahan dukungan logistiknya.

Kenapa harus ke Balai Banjar, Gubernur menjelaskan, karena pihaknya khawatir kalau para pengungsi tinggal di tenda-tenda, jika hujan tiba maka mereka akan kedinginan dan basah, juga kepanasan serta debu dan masalah kesehatan lainnya.

“Kalau berada di Balai Banjar maka Korlapnya adalah Kelian Banjar, Kordesnya adalah Kepala Desa, penyaluran logistiknya menjadi lebih gampang, jalur komandonya lebih gambang karena melalui struktur pemerintahan yang ada, itulah yang menjadi alasan,” katanya.

Sehingga mereka yang berada di Banjar, penyaluran logistiknya jadi lebih teratur, kita harapkan beras akan kita suplay seluruhnya dan akan kita hitung juga uang lauk pauknya agar mereka bisa masak. “Jauh lebih baik dari pada kita masak untuk memenuhi sampai 2.000 orang lebih, dan kita tidak tahu kapan berakhirnya keadaan darurat ini,” katanya menambahkan.

Nantinya, lanjut Mangku Pastika menjelaskan, terkait dengan banyaknya jumlah pengungsi yang akan tinggal di Balai Banjar tergantung dari besar kecilnya Balai Banjar tersebut.

Disamping itu, nanti pihaknya akan tambahkan tenda untuk dapurnya, MCK dan genset persiapan untuk listrik mati serta tandon tandon air, sehingga mereka terjamin berada di Balai Banjar tersebut.

Bukan hanya di Balai Banjar, juga di Balai Desa, Gedung Serba Guna, dan GOR, seperti di Kab. Klungkung sehingga kita lebih gampang mensuplay logistik.

Dan sekarang kita sedang menghitung besaran uang lauk pauk sesuai dengan besaran kondisi keuangan. pemerintah sudah sangat siap mendukung kalau uangnya habis.

“Kita mempunyai Dana Tidak Terduga, kita sudah memberikan petunjuk bagaimana teknis prosedur pencairan uang itu. Pada pemerintah Pusat, BNPB juga memiliki anggaran yang siap dipakai untuk mendukung tanggap darurat ini,”ungkap Gubernur.

Pada kesempatan itu, Gubernur minta pada semua Pegawai agar kembali ke Posnya masing masing, yang sekarang ikut mengungsi tinggal di zona aman agar kembali ke posnya. Ini adalah perintah, bagi yang tidak kembali gajinya bulan depan tidak akan dibayar.

Disamping itu, kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan darurat ini agar dibatalkan seperti seminar dan yang lainnya. Supaya uangnya bisa dipakai untuk membantu kegiatan ini, tidak ada yang berpergian keluar negeri.

Kalau sangat perlu dan berhubungan dengan keadaan darurat ini, seperti rapat-rapat menghadiri undangan Presiden, bisa dimaklumi untuk melakukan perjalanan dinas ke luar daerah.

Disinggung akan keberadaan hewan ternak milik para pengungsi, dikatakan Gubernur masih sekitar 10.000 sampai 18.000 ekor yang masih tertinggal dan sebagian sudah di ungsikan.

Gubernur pun menyarankan bahwa di Karangasem masih banyak lahan untuk menampung hewan ternak tersebut, untuk mencegah agar harga hewan tidak jatuh, kepada warga yang sudah menjual hewan ternaknya, Gubernur harapkan uangnya disimpan di bank, untuk menghindari pencurian supaya aman.

Rapat mengagendakan empat poin penting dalam kesiap siagaan akan bencana Erupsi Gunung Agung, yakni Update ancaman Erupsi Gunung Agung, Upaya dan langkah-langkah saat Erupsi Gunung Agung, Dukungan sumber daya dan Penggunaan Anggaran.

Hadir pula dalam Rakor yang dipimpin langsung Kepala Badan Geologi Pemerintah Pusat ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, para Dirjen Kementerian Dalam Negeri, Sosial, Pertanian dan Pendidikan, Deputi Kemeterian Koordinator PMK dan Pariwisata, dan para Deputi BNPB, Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Juga, Pangdam IX Udayana, Kapolda Bali, Walikota / Bupati Kabupaten/Kota se-Bali, Sekda Prov.Bali dan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten/Kota se-Bali, Komandan Korem 163 Wirasatya, Komandan Pangkalan AL Dps, Komandan Pangkalan AU Ngurah Rai, Komandan Kodim 1623 Karangasem, Kapolres Karangasem, Kepala Kejaksaan Negeri Amlapura dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali

Dalam kesempatan itu Bupati Mas Sumatri dalam laporannya menyampaikan bahwa dari bidang keuangan, sudah ada dana terkumpul dari nomor tabungan 022 02.02.44480 – 8 atas nama Peduli Gunung Agung Karangasem pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali sebesar Rp201 juta termasuk dana donatur donatur lain.

Selanjutnya dari Sub Bidang Kesehatan Kab. Karangasem dapat dilaporkan bahwa pengungsi bayi sebanyak 4.295 orang, balita 3.508 orang, ibu hamil 600 orang, lansia 6.994 orang dan disabilitas 60 orang. Dari data tersebut pos Kesehatan Karangasem memiliki 114 pos yang bekerja selama 24 jam.

Dari laporan logistik, lanjut Mas Sumatri, sumber logistik yang berasal dari berbagai kiriman di antaranya kiriman dari per orangan, perusahaan maupun dari pemerintah pusat itu terkumpul sebanyak 6.498 ton PMT yang sudah didistribusikan ke berbagai pos pengungsi di Kab. Karangasem dan di Kab. Klungkung

Dari keseluruhan desa, Pemkab. Karangasem akan segera merapatkan kelian banjar dinas se-Kecamatan Manggis dan Kec. Sidemen. Besok, kami akan segera memanggil semua Kelian Banjar Dinas maupun Kepala Lingkungan, Bendesa Adat, Kepala Desa dan Forkopinca, untuk berkumpul di Kec.Manggis dan di Kec. Sidemen.(Humas Protokol Setda Kab.Karangasem/toeb)