:
Oleh MC Kota Bitung, Rabu, 3 Mei 2017 | 12:32 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 777
Bitung, InfoPublik - Kedatangan Kapal Roro dari Filipina disambut meriah di Pelabuhan Bitung, Selasa (2/5).Hadirnya Kapal Roll on Roll of (RoRo) MV Super Shuttle Roro 12 berwarna Biru setelah melakukan pelayaran perdana dari Davao, General Santos di Filipina dan Pelabuhan Bitung disambut gembira oleh pemkot Bitung dan Gubernur Sulut Olly Dondokambey saat tiba di Pelabuhan Bitung.
"Kapal Roro ini dioperasikan oleh Asian Marine Transport Corporation (AMTC) dengan kapasitas 500 teus mewujudkan jalur pelayaran resmi antara Negara Indonesia dan Filipina akan buka peluang peningkatan perdagangan barang dan jasa bisa melampaui nilai eksport nonmigas Sulut ke Filipina pada Oktober 2016 senilai 20.78 Juta USD berdasarkan data BPS,"ungkap Dondokambey.
Dengan beroperasinya kapal Roro Dondokambey sangat optimis nilai ekspor Sulut ke Filipina bakal terus meningkat. Untuk itu, dia mengajak dan mendukung pengusaha dan masyarakat untuk memanfaatkan kapal RoRo untuk membuka peluang dan memperluas jangkauan usaha melalui jalinan kerjasama perdagangan di kedua wilayah.
"Pemerintah akan senantiasa mendukung dan memfasilitasi kegiatan usaha masyarakat dengan tetap mengacu pada aturan-aturan yang ada," pesannya.
Dondokambey menjelaskan pelayaran kapal RoRo tersebut adalah bukti perhatian Presiden Joko Widodo terhadap pemerataan pembangunan hingga wilayah perbatasan Indonesia-Filipina. "Masyarakat, lebih khusus yang berada di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan nyaman dengan waktu tempuh yang lebih singkat," tegasnya.
Dirjen Perhubungan Laut Ir A. Tonny Budiono, MM sempat terkejut melihat kapal Roro terbesar masuk ke Pelabuhan Bitung, dengan ini akan wujudkan konektivitas laut Indonesia-Filipina, sejalan dengan visi Pemerintah Indonesia yaitu mengembalikan kejayaan maritim Indonesia yang dapat dicapai dengan melakukan pembangunan sektor maritim termasuk dengan melakukan kerjasama dengan seluruh stakeholder maritim yang menghasilkan kemandirian maritim.
“Sehingga pada akhirnya menjadi langkah maju untuk ‘mendominasi’ di dunia maritim dan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia," tutur Tonny.
Diketahui, pelayaran Perdana Kapal Ro-Ro Rute Davao/General Santos Filipina – Bitung Indonesia ini merupakan perwujudan dari Penandatanganan Deklarasi Bersama tentang Konektivitas Laut Indonesia - Filipina yang dilakukan pada 28 April 2017 dan secara resmi telah diluncurkan pada tanggal 30 April 2017 lalu di Manila Filipina dengan disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Kondisi pelayaran Bitung-Davao tersebut dinilai sangat kompetitif, baik dilihat dari segi jarak maupun waktu tempuh yang lebih singkat sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dan logistik.
Rute Bitung-Davao hanya membutuhkan waktu tempuh 1 sampai 2 hari. Hal ini tentunya jauh lebih singkat dibandingkan dengan rute Bitung-Surabaya atau Jakarta-Davao, yang membutuhkan waktu 1 sampai 2 minggu.
Adapun ASEAN Ro-Ro merupakan proyek dibawah kerangka ASEAN Connectivity yang dibahas secara intensif dalam forum BIMP EAGA, Sea Linkages Working Group, diperkuat dengan MOU on Establishment and Promoting Efficient and Integrated Sea Linkages yang ditandatangani 4 (empat) Menteri Transportasi anggota BIMP EAGA pada tahun 2007 serta penandatanganan Joint Declaration Indonesia dan Filipina.
Dalam prosesi penyambutan kapal tersebut, turut dihadiri Wakil Menteri Perhubungan Filipina Filipe A. Judan, Kapolda Irjen Bambang Waskito, Sekdaprov Edwin H. Silangen, SE, M.Si, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.(MC-Kota Bitung/Eyv)