Pemkab Banyuasin Gelar Sosialisasi Pencegahan Karhutla

:


Oleh MC Kabupaten Banyuasin, Kamis, 16 Februari 2017 | 11:42 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 531


Pangkalan Balai, InfoPublik - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi pada tahun 2015 yang lalu telah memberikan dampak yang luar biasa terhadap daerah, nasional bahkan dunia internasional. Bahkan, kejadian ini sampai menjadi bencana nasional.

Hal ini diungkapkan Wakil Bupati selaku Pelaksana Tugas Bupati Banyuasin SA Supriono, dihadapan undangan rakor di Graha Sedulang Setudung, Selasa (14/2).

Ada dua hal penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Pertama karena ulah manusia, berupa unsur kesengajaan maupun kelalaian demi keuntungan sesaat secara mudah dan murah. Faktor kedua disebabkan faktor alam seperti halilintar, gunung berapi, dan lain-lain.

Hampir sebagian besar kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Banyuasin, kata Wakil Bupati SA Supriono, disebabkan oleh faktor manusia akibat adanya kegiatan pembukaan lahan.

Tahun 2016, kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terutama Kabupaten Banyuasin turun sangat signifikan. Dari seluas 141,126 Ha lahan yang terbakar pada tahun 2015 turun drastis menjadi 83 Ha di tahun 2016. Untuk titik hotspot hanya terdapat 52 titik hotspot di tahun 2016, turun drastis dibandingkan tahun 2015 sebanyak 1.665 titik.

Pemerintah Kabupaten Banyuasin bertekad bencana kebakaran hutan di tahun 2015 tidak terulang di tahun 2017 ini. Untuk itu Pemkab Banyuasin bergerak cepat dengan menyiapkan strategi pencegahan dan pengendalian terhadap kebakaran hutan dan lahan.

Hal ini juga didukung perhatian pemerintah pusat mulai dari penyelenggaraan rakornas pencegahan karhutla di Istana Negara Jakarta pada 20 Januari 2017. Selanjutnya ditindaklanjuti  dalam rakor penangan dan pencegahan karhutla di Mapolda Sumsel, serta rakor pengendalian karhutla di Mapolres Banyuasin pada 26 Januari 2017.

Upaya pencegahan dan pengendalian karhutla yang disiapkan Pemkab Banyuasin didasarkan pada informasi yang dirilis Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan bahwa kondisi iklim di Indonesia diperkirakan masih dipengaruhi oleh El Nino kuat yang ditandai dengan potensi udara kering dan panas serta munculnya hotspot dan api. Karena itu diperlukan kewaspadaan yang tinggi sejak bulan Februari 2017.

Dalam arahannya Wakil Bupati Banyuasin selaku Pelaksana Tugas Bupati Banyuasin dengan tegas meminta kepada masing-masing OPD Kabupaten Banyuasin untuk bekerja keras dan berkoordinasi dalam koridor kewenangannya dengan menyusun rencana aksi pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

“Kuatkan sinergi antar OPD, hilangkan egosektoral sehingga aksi pencegahan dan pengendalian karhutla lebih efektif. Segera lakukan rapat koordinasi pencegahan karhutla Kabupaten Banyuasin dengan melibatkan unsur TNI, Polri, Perguruan Tinggi, Pelaku Usaha, Camat/Kades, dan organisasi masyarakat yang peduli terhadap karhutla,” jelas Wabup Supriono.

Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan ini dihadiri segenap unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Banyuasin antara lain unsur DPRD, Kapolres Banyuasin, Dandim 0401 Muba-Banyuasin, Kajari Banyuasin, Danyon Zikon, Danyon Arhanud. Selain itu dihadiri pula Sekda Banyuasin, camat se-Banyuasin, unsur koramil se-Banyuasin, polsek se-Banyuasin, dan pimpinan perusahaan dalam Kabupaten Banyuasin.