LP2M: Dunia Pendidikan Perlu Banyak Pembenahan

:


Oleh MC Kabupaten Sumenep, Kamis, 12 Januari 2017 | 18:43 WIB - Redaktur: Tobari - 273


Sumenep, InfoPublik -  Dunia Pendidikan dinilai beberapa pengamat di Kabupaten Sumenep masih perlu melakukan banyak pembenahan. Seperti dalam hal aturan yang banyak mengalami benturan di lapangan.

Hal itu diungkapkan H. Amin Djakfar, Ketua LP2M (Lembaga Pengembangan Pendidikan Madura) dalam sebuah dialog di Kantor LP2M Jalan Barito Pandian, Kamis (12/1).

“Seperti yang kami banyak terima keluhan para guru soal kewajiban mengajar 24 jam. Ini kondisi setiap sekolah tak sama. Di Kota, misalnya, jumlah murid lebih banyak, sehingga rata-rata semua guru di sana bisa memenuhi kuota itu. Tapi di pelosok atau pinggiran, jelas banyak guru yang kerepotan. Karena rombelnya sedikit,” kata Amin.

Imam Hidayat, salah satu praktisi pendidikan di Kabupaten Sumenep yang juga merupakan penasehat LP2M, membenarkan apa yang dikatakan Amin. Faktanya, Satker terkait, dalam hal ini dinas pendidikan lebih banyak melakukan pengawasan ketimbang solusi.

“Sedikit-sedikit gurunya dipanggil karena jamnya kurang. Kepala sekolahnya juga disalahkan. Sementara guru yang lain terutama yang sudah sertifikasi banyak yang tak mau berbagi pada sesama teman guru yang jamnya kurang itu. Nah, kalau seperti itu malah kasihan kan guru itu. Hanya bisa disalahkan, tapi tak diberi solusi,” imbuhnya.

Oleh karena itu, baik Amin atau Imam berharap, ha-hal yang sifatnya teknis seperti itu tidak memberatkan guru dalam melaksanakan tugasnya. “Ya, mereka kan seharusnya hanya fokus mengajar.

Justru dengan adanya aturan berupa adanya tunjangan sertifikasi dan yang berkaitan dengan itu memecah konsentrasi guru. Mereka jadi tidak fokus pada tugas utamanya, yaitu mendidik dan mencerdaskan generasi bangsa,” kata Amin.

Ke depan Amin berharap ada solusi dari pemerintah terkait hal itu. Menurutnya, guru tidak perlu lagi direpotkan oleh hal-hal berupa pemberkasan yang merepotkan. Mereka seharusnya dituntut optimal menjalankan tugasnya.

Masalah reward itu semestinya tidak perlu diraih dengan mengorbankan waktu di luar tugasnya. “Mereka harus dibuat fokus. Gaji plus sertifikasi disatukan atau include saja ke gaji. Otomatis mereka akan lebih maksimal kinerjanya,” kata Amin. (M. Farhan/Fer/toeb)