Harga Cabe Meroket, Pakde Karwo Tak Keberatan Jika Harus Impor

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Rabu, 11 Januari 2017 | 14:00 WIB - Redaktur: Kusnadi - 299


Surabaya, InfoPublik –  Harga komoditi cabe hingga memasuki minggu kedua Januari 2017 masih cukup tinggi.

Meroketnya harga cabe dikarenakan cuaca dan serangan organisme pengganggu tanaman berupa jamur. Untuk bisa menyetabilkan harga cabe yang kini mencapai Rp100 ribu per kg, Gubernur Jatim H Soekarwo mengaku tak keberatan jika harus dipenuhi dari impor luar negeri.

“Memang produksi kita sedang terganggu. Ini  bukan hanya Jawa Timur tapi seluruh Indonesia. Untuk bisa menyetabilkan harga cabe yang memang stoknya kurang maka bisa dipenuhi dari impor. Ini hal yang biasa kalau kelebihan kita akan ekspor tapi kalau kurang kita bisa impor,” kata Pakde Karwo sapaan akrab Soekarwo saat ditemui di Rumah Pintar BUMN di Surabaya, Rabu (11/1).

Ia menjelaskan, pihaknya tidak mengharamkan untuk memenuhi kebutuhan cabe harus impor.

“Kalau memang stok kita kurang ya bisa dipenuhi dari impor. Tapi ini kewenangan Mendag (Menteri Perdagangan, red). Ini bisa dilakukan sebagai solusi jangka pendek mengatasi lonjakan harga cabe. Paling tidak bisa turun sampai Rp50 ribu per kg,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk impor cabe dari luar provinsi, kata dia, sudah dilakukan dengan mendatangkan dari Gorontalo. Operasi stablisasi harga juga sudah dilakukan oleh Perum Bulog untuk bisa menurunkan harga cabe sejak Senin (9/1) lalu. Namun hal itu dinilainya tetap belum bisa optimal karena gagal panen cabe ini skalanya nasional sehingga untuk memenuhi stok kebutuhan pasar saat ini harus dari impor luar negeri.

Sebagai bentuk solusi jangka panjang, pihaknya kini juga mulai melakukan riset untuk mengatasi hama jamur pada cabe. “Kalau hanya cuaca hujan cabe hanya kisut (mengkerut) tapi kalu sudah kena jamur batangnya bisa rontok. Ini harus dilakukan riset agar tidak sampai nanti terulang lagi, sehingga produksi tidak terganggu,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga telahg bekerjasama dengan Perhutani untuk bisa memanfaatkan lahan kosong untuk sentra produksi cabe di Jawa Timur. “Kita sudah koordinasi dengan Perhutani untuk memanfaatkan lahan kosong untuk tanam cabe. Rencananya di daerah Jember, Banyuwangi dan Lumajang,” jelasnya. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-afr/Kus)