Banyuasin Tidak Ditemukan Obat Kadaluwarsa

:


Oleh MC Kabupaten Banyuasin, Selasa, 4 Oktober 2016 | 11:41 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 456


Pangkalan Balai, InfoPublik  - Terkait permasalahan obat palsu dan kadaluarsa yang beredar di tengah masyarakat Indonesia dalam beberapa pekan terakhir ini, hal ini membuat Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuasin dalam hal ini UPTD Instalasi Farmasi Kabupaten Banyuasin angkat bicara.

Kepala UPTD Instalasi Farmasi Kabupaten Banyuasin, Nurhasanah SKM MKes, ketika ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini, mengatakan, mereka telah melakukan pertemuan dan mempertanyakan kepada pihak Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tentang keterkaitan gudang obat dengan temuan obat palsu dan kadaluarsa tersebut.

"BPOM obat untuk pemerintah sudah ada ketentuannya, jadi kemungkinan untuk adanya obat palsu atau kadaluarsa sangat kecil. Kami tidak tahu obat yang datang ke kami dari mana, jadi intinya semua obat di gudang farmasi aman. Karena semua merknya sudah terdaftar dan resmi," jelasnya.

Dia juga menjelaskan, jika obat-obat milik pemerintah yang ada di gudang UPTD Instalasi Farmasi Kabupaten Banyuasin, didistribusikan keseluruh Puskesmas dalam wilayah Banyuasin dengan pengawasan internal, seperti dengan laporan pemakaian dan permintaan obat, dan memeriksa cara penyimpanan dan pelaporan setiap Puskesmas.

"Dalam lapoaran permintaan dan pemakaian obat bisa dilihat dengan jelas, seperti jumlah obat yang dipakai dengan jumlah sisa stok dan permintaan, itu harus sesusia. Karena kalau asal beri, maka sisa obat mereka akhirnya exspire," ujarnya.

Sedangkan, kata Nurhasanah, pengadaan obat-obatan untuk Rumah Sakit (RS) Banyuasin bukan menjadi wewenang mereka, karena dikelolah sendiri oleh Pihak RS."Rumah Sakit juga tidak menitipkan obat-obatannya kepada kita. Jadi kita tidak bisa berkomentar banyak terkait obat-obatan di RS," tegasnya.

Namun tambahnya, untuk stok obat bidan di Banyuasin, ada sebagian memang disuplay dari Puskesmas yang berada diwilayah kerja bidan yang bersangkutan. Dan untuk mendapatkan pasokan obat-obatan tersebut, setiap bidan yang bersangkutan juga membuat laporan penyakit serta laporan permintaan obat.

"Namun tidak semua bidan mendapat suplay obat dari puskesmas, karena ada bidan yang sifatnya swasta. Tapi kalau untuk bidan desa (bides) dikaper langsung oleh Puskesmas," ujarnya