:
Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Selasa, 27 September 2016 | 10:30 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K
Semarang, InfoPublik – Pendataan pertanian menggunakan aplikasi Sistem Informasi Pertanian Nasional (Sinpi) yang dilakukan oleh BRI di 21 kabupaten/ kota di Jawa Tengah saat ini sudah selesai. Berdasarkan pendataan itu, diketahui luas lahan pertanian di Jateng mencapai 34 juta hektare.
"Progress pendataan kita, ada 1.3 juta petani yang sudah terdata, dengan luas lahan 34 juta hektare lebih. Itu pendataan yang dilakukan di 15 kabupaten dan enam kota," tutur Wakil Kepala Divisi Bisnis Program dan Kemitraan BRI Pusat, Supardi Santoso saat menyampaikan paparan Rapat Integrasi Program Kartu Tani di Kantor Gubernur, Senin (26/9).
Namun, data luas lahan yang disajikan itu ternyata mendapat koreksi dari Kepala Set Bakorluh Provinsi Jawa Tengah, Ir Sugeng Riyanto MSc. Menurutnya, luas lahan pertanian di 35 kabupaten/ kota di Jateng hanya sekitar satu juta hektare. Dia mensinyalir ada kesalahan konversi ukuran lahan yang dilakukan BRI.
"Kalau luas lahan sampai 34 juta hektare harus saya luruskan. Ini masalah konversi ukurannya. Mungkin meter persegi dimasukkan hektare. Konversi terbesar di Sragen, sampai 31 juta hektare sendiri. Karena yang nginput (penyuluh) orang banyak. Satu kecamatan, satu uploader. Semuanya sampai 500 orang. Belum lagi kalau capai. Lihat koma jadi titik, dan sebaliknya. Ini kesalahan kecil, tapi berakibat fatal," paparnya.
Sugeng merasa kecewa, karena sebagai institusi yang mengawal data dan tahu kondisi di lapangan, justru tidak diberikan otoritas untuk membuka password. Jika saja Bakorluh memiliki password, bisa dilakukan koreksi terlebih dahulu, sebelum data di-fix-kan.
"Kalau kami dikasih otoritas password sebagai admin wilayahlah, mestinya sebelum di-fix-kan, kami bisa mengoreksi data. Seperti nama petani, luasan, alamat, RDKK. Yang data-data basic bisa kita cek. Selama ini tidak bisa. Begitu masuk sistem, langsung close,'' bebernya
Mengetahui adanya kesalahan itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meminta untuk dilakukan pengecekan kembali, mumpung saat ini masih dalam taraf uji coba. Dia pun memerintahkan agar Sinpi segera diaplikasikan dengan segala kekurangannya, sehingga akan lebih cepat dilakukan perbaikan.
"Kalau tidak segera diaplikasikan, kita tidak akan tahu kekurangannya," ujar orang nomor satu di Jateng itu.
Ganjar berharap, Sinpi bisa berjalan dengan baik, sehingga tidak hanya bisa mengatasi masalah pendistribusian pupuk bersubsidi yang selama ini tidak beres, tapi juga persoalan lain. Seperti, pemberian bantuan-bantuan kepada petani dengan sasaran yang tepat.(Humasjateng/Mcjateng/Kus)