:
Oleh MC Kabupaten Pacitan, Rabu, 21 September 2016 | 14:12 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 979
Pacitan, InfoPublik – Bencana tanah longsor yang terjadi di 11 desa, Kecamatan Kebonagung, membawa kesedihan bagi masyarakat setempat, salah satunya adalah 18 warga di Desa Sidomulyo, yang mengalami dampak cukup parah akibat tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (17/9) lalu.
Berdasarkan hasil penelusuran tim relawan bersama Kepala Desa Sidomulyo yang dilakukan pada Selasa (20/9) pukul 10.00 WIB, ke 18 warga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung tersebut belum memperoleh bantuan yang signifikan. Adapun, dua warga yang mengalami bencana tanah longsor paling parah adalah Katemi, Dusun Ngricik Sidomulyo dan Kaderin di Dusun Klepu Sidomulyo. Dua warga tersebut mengalami kerusakan rumah paling parah diantara yang lainnya.
Menurut keterangan kepala desa setempat, ke 18 korban yang terbagi di delapan dusun, masing-masing Dusun Gayam, Ngricik, Ngandong, Besar, Klepu, Caruban, Jambu dan Wawaran tersebut memerlukan sejumlah bantuan, diantaranya bahan makanan pokok, tenaga kerja bakti membersihkan tanah dan batu serta relokasi rumah yang mengalami kerusakan total.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Pujono mengatakan, rumah warga yang terkena bencana longsor terparah adalah keluarga Kaderin. Material longsor mengakibatkan tempat tinggal korban ambruk dan nyaris rata dengan tanah.Kaderin adalah salah satu warga di RT 004/RW 009 Dusun Klepu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung merasakan kesedihan akibat rumahnya yang rata dengan tanah akibat diterjang material longsor.
Pujono, menyebut bahwa Kaderin beserta keluarganya saat ini sudah mengungsi ke tetangga karena rumahnya tidak bisa dihuni lagi. “Satu rumah roboh akibat diterjang longsoran tanah. Rumah milik Kaderin, sudah tidak bisa dihuni lagi, karena rusak parah,” kata Pujono.
Sementara terkait besaran kerugian akibat bencana tanah longsor tersebut, Pujono menuturkan, pihaknya baru bisa mengestimasi yang ada di rumah Kaderin. Tercatat kerugian yang ditanggung oleh korban mencapai sekitar Rp 50 juta. Sedangkan, empat rumah warga lainnya di Dusun Krajan, Desa Gawang masih dalam proses inventarisir. ‘’Sekarang masih dalam tahap penghitungan oleh teman-teman yang ada di wilayah,’’ katanya.
Sementara, akses Jalur Lintas Selatan (JLS) sampai Rabu (21/9) masih belum berhasil dibuka. Petugas Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) V sejak dua hari sudah menurunkan alat berat untuk membuang material tanah yang menutup jalan pasca bencana longsor. ‘’Sampai saat ini akses jalan belum terbuka,’’ ujar Agus Sutanto kepala UPT BBPJN V wilayah Pacitan.
Agus mengatakan, pihaknya bersama pemkab setempat sudah berupaya membuka akses jalan. Bahkan, dua unit alat berat juga sudah dikerahkan mengingat ketebalan tanah mencapai 30-40 meter dan panjang sekitar 100 meter di Dusun Gayam, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung.
Ia memperkirakan, apabila tidak ada hujan akses JLS bisa dibuka. ‘’Karena kondisinya masih sangat berbahaya. Jalannya licin dan tebing yang ada di sebelahnya kondisinya masih labil. Dimungkinkan terjadi longsor susulan ketika hujan turun,’’ jelasnya. (MC.Pacitan/Eyv)