:
Oleh MC Kalimantan Timur, Senin, 25 Juli 2016 | 20:11 WIB - Redaktur: Tobari - 1K
Samarinda, InfoPublik - RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda diisyaratkan siap menjadi rumah sakit pusat rujukan penanganan penyakit kanker di Indonesia, khususnya wilayah Indonesia tengah. AWS disebut sudah punya modal peralatan dan SDM memadai dalam hal penanganan penyakit mematikan nomor satu di dunia ini.
“Ini salah satu unggulan lagi dari AWS. Jadi pusat rujukan kanker untuk Indonesia bagian tengah, selain sebagai rumah sakit yang mempunyai layanan operasi bedah jantung terbuka dan stroke center,” kata Pimpinan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD AWS Samarinda Rachim Dinata Marsidi ketika ditemui saat Simposium Ilmiah dalam rangka HUT ke-39 RSUD AWS Samarinda, Sabtu (23/7).
Itu sebabnya, Rachim mengajak masyarakat Kaltim maupun masyarakat wilayah Indonesia tengah memanfaatkan pelayanan unggulan AWS tersebut. Harapannya memudahkan dan meringankan biaya tanpa harus berobat ke luar daerah.
Menurutnya, AWS saat ini sudah memiliki peralatan dan SDM yang mampu memberikan pelayanan kesehatan kanker. Mulai dari deteksi dini untuk mendiagnosa penyakit, bedah kanker, hingga penyinaran pasca operasi bedah kanker.
“Sebelumnya untuk diagnosa lebih dini harus keluar. Sekarang dengan ada alat seperti CT Scan 24 slice dan MRI 1,5 tesla 32 slice digital, kita sudah bisa deteksi dini kanker,” sebutnya.
Untuk peralatan operasinya, AWS sudah punya cusa alat operasi bedah saraf untuk menghancurkan kanker di kepala, kemudian laser urolodi dan mata. Termasuk sudah ada radio terapi linex atau yang termodern untuk penyinaran pasca operasi bedah kanker.
Sebagai penunjang, AWS ke depan akan melengkapi peralatan kedokteran nuklir yang bermanfaat untuk mendeteksi kanker paling kecil. Ini agar pelayanannya lebih komperhensif.
“Alhamdulillah gubernur sudah mendukung. Dengan dukungan jika sudah ada kita lengkap. Apalagi pelatannya belum ada dimanfaatkan di rumah sakit di luar Jawa. Sejauh ini masih hanya empat rumah sakit yang punya, yakni di Semarang, di Bandung, dan dua lainnya di Jakarta,” sebutnya.
Selain itu, semua disiplin ilmu spesialis yang ada juga diharuskan menguasai penanganan kanker. Tujuannya agar pelayannya lebih komperhensif karena penanganan penyakit kanker kecenderungannya saling berhubungan dengan spesialisasi organ tubuh manusia.
“Indonesia bagian tengah tidak perlu lagi ke luar untuk deteksi dini, radio terapi, kemo terapi dan sebagainya. Semua sudah ada disini. Kita akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan sesuai kepercayaan pemerintah menetapkan AWS sebagai salah satu dari 14 Rumah Sakit rujukan nasional,” katanya.(diskominfo kaltim/arf/toeb)